Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Info Buat Emak-emak : Siap-siap, Harga Telur Ayam Paling Murah Rp 27 Ribu, Ongkos Produksi Melejit

Masyarakat jangan kaget jika ke depannya, harga telur ayam paling rendah Rp 27 ribu.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Septiana Ayu
Komoditas telur di salah satu distributor 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat jangan kaget jika ke depannya, harga telur ayam paling rendah Rp 27 ribu.

Harga itu sesuai dengan hitungan-hitungan ongkos produksi peternakan ayam petelur saat ini.

Pertama, harga bibit ayam atau biasa disebut day of chicken (DOC) sudah naik.

Dari yang hanya Rp 8 ribu per ekor, jadi Rp 13 sampai 14 ribu per ekor.

Sedangkan untuk bibit ayam pulet sesuai umur juga naik. 

Baca juga: Harga Cabai di Boyolali Merangkak Naik Jelang Agustus, Tembus Rp 35 Ribu/Kg

Peternak asal Desa Jelok, Cepogo, Eko Yulianto, menyebut dari Rp 4.700 per minggu per ekor menjadi Rp 5.600 per minggu per ekor. 

Padahal, ayam pullet yang dibeli biasanya berumur 10 sampai 16 minggu. 

Sehingga harga perekor untuk umur 10 minggu mencapai Rp 56 ribu per ekor. Sedangkan umur 16 minggu menyentuh Rp 89,6 ribu per ekor. 

"Tiap isi kandang, minimal seribu ekor ayam pullet umur 13 minggu. Jadi tiap isi harus keluar uang Rp 72,8 juta," katanya, Kamis (27/7/2023).

Meski sudah mengeluarkan modal besar, ayam yang didatangkan tak bisa langsung menelurkan cuan.

Umur 13 minggu itu masih lama bertelurnya.

Ayam musti diberikan pakan hingga usia 23 Minggu.

Baca juga: Potret Pendidikan di Boyolali : 9 SMPN Sepi Peminat, Ada Yang 1 Kelas Hanya Terisi 50 Persen

Selama 10 Minggu itu, peternak mau tidak mau musti merogoh kocek dalam agar ayam sehat dan bisa bertelur baik.

Tak cukup disitu, harga pakan ayam terus naik. Bahkan hingga empat kali lipat.

Harga pakan ayam tembus Rp 7.600 per kilogram. 

Padahal per seribu ekor ayam memerlukan pakan hingga 125 - 130 kilogram per hari.

Padahal dia memiliki sembilan ribu ekor ayam. 

"Itu baru pakannya, belum obatnya, air, tenaga, listrik dan lainnya," terang dia.

"Ya, kalau menilik biaya produksi dan bibit mahal, paling tidak harga telur Rp 27 ribu per kilogram, itu baru bisa menutup biaya produksinya," imbuhnya.

Ketua Paguyuban Peterlur Boyolali Bersatu, drh. Krishandrika Immanuel Raharjo mengatakan hampir semua komponen produksi ayam petelur naik.

Mulai dari harga pakan, bibit, obat, biosecurity, karyawan hingga transportasi. 

"Kalau harga telur masih bertahan seperti sekarang peternak mungkin masih bertahan. Karena semua komponen produksi naik," terang dia.

"Harga bibit ayam juga sangat tinggi, pullet ayam tinggi. Jangan paksa kami untuk menurunkan harga telur, monggo di lihat dibandingkan dengan makanan-makanan lain. Kerupuk misalnya di warung Rp 1 - Rp 2,5 ribu. Telur 1 butir taruhlah Rp 2 ribu, tapi kandungan gizinya jauh lebih tinggi," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved