Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Apa Itu Tungguk Tembakau, Tradisi Warga Lereng Merbabu, Bersyukur Hasil Panen Tembakau

Di Desa Senden, Kecamatan Selo,Kabupaten Boyolali setiap mau masuk musim panen selalu menggelar tradisi Tungguk Tembakau.

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com
Anak-anak sekolah menyaksikan tumpeng yang dikirab dalam tradisi Tungguk Tembakau, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (3/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Para ulama penyebar agama di tanah Jawa tak mengajari syariat Islam secara langsung.

Melainkan dengan kegiatan dan simbol.

Seperti terhadap warga di Lereng Merbabu.

Sebelum panen, diajarkan untuk bersedekah dulu agar mendapatkan hasil panen yang baik seperti yang diharapkan.

Hanya saja istilah sedekah itu tak langsung dikenalkan.

Baca juga: Momen Ganjar Petik Tembakau Perdana di Selo Boyolali, Nasihati Petani Tak Lupakan Zakat

Para wali ini menggunakan istilah lain yang mudah dikenal masyarakat setempat.

Jika di daerah pertanian padi, istilahnya wiwit, sedangkan di daerah lereng gunung itu namanya tungguk.

Nah, di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, setiap mau masuk musim panen selalu menggelar tradisi Tungguk Tembakau.

Tradisi untuk menyambut masa panen, yakni dengan berdoa dan membuat nasi tumpeng yang dinamai tumpeng Rasul dan aneka gunungan hasil bumi lainnya.

Setelah acara doa bersama di halaman kepunden (makam) penyebar islam di Desa Senden Syaich Kerto Muhammad  itu, seluruh tumpeng dan gunungan hasil bumi dibagikan kepada warga.

"Sejak dari zaman nenek moyang, kalau panen, selalu di Tungguki," kata Kepala Desa Senden, Sularsih.  

Baca juga: Motor Yamaha NMax di Boyolali Hilang, Maling Bobol Garasi Rumah Warga Banaran 

Dulunya, Tungguk tembakau ini dilakukan oleh setiap warganya secara mandiri.

Baru mulai tahun 2016, dia bersama dosen UI mengemas acara tradisi ini menjadi sebuah event budaya.

Tradisi Tungguk tembakau ini digelar secara bersama-sama.

Setiap dukuh di Desa Senden membawa tumpeng.

"Dari 2016, tiap tahun diadakan. Malamnya digelar ritual, paginya pentas budaya," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut tradisi tungguk tembaku ini merupakan cara warga mensyukuri hasil panen.

"Intinya apa sih (tungguk tembakau). Berbagi Rizqi, Maka kita harapkan nanti panennya berhasil, hasilnya banyak, terus bisa berbagi dengan masyarakat," pungkasnya.

(*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved