Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Para Alumni Kompak Bela Zaharman, Guru yang Diketapel Wali Murid : Selama Ini Dikenal Sosok Panutan

Nama Zaharman kini tengah jadi sorotan, guru penjaskes itu menjadi korban penganiayaan oleh orangtua murid.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kompas.com/Firmansyah, HO TribunBengkulu.com
Inilah sosok Zaharman, guru di Bengkulu yang buta usai matanya dikatapel wali murid. 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang alumni SMAN 7 Rejang Lebong, Gatot Prasetya, memberikan kesaksiannya soal sosok Zaharman (58).

Nama Zaharman kini tengah jadi sorotan, guru penjaskes itu menjadi korban penganiayaan oleh orangtua murid.

Ada seorang wali murid yang tega menganiaya Zaharman dengan ketapel.

Baca juga: Kisah Zaharman, Guru yang Matanya Buta Permanen Gegara Diketapel Wali Murid, Ini Pengakuan Pelaku

Akibat lesakan peluru ketapel itu, mata Zaharman mengalami kebutaan permanen.

Dikabarkan, alasan wali murid mengetapel Zaharman lantaran tak terima anaknya dimarahi karena merokok di kelas.

Gatot Prasetyo yang pernah sekolah di SMAN 7 Rejang Lebong amat menyayangkan tindakan penganiayaan ini.

Pasalnya kata Gatot, Zaharman adalah sosok guru yang baik dan tegas.

Baca juga: Pilu Guru Penjas di Bengkulu, Bola Mata Terpaksa Diangkat karena Hancur Diketapel Wali Murid

Bahkan para guru dan alumni sekolah tersebut melihat sosok Zaharman sebagai panutan.

Tak hanya itu, Zaharman juga dikenal sebagai pribadi yang baik, humoris serta taat beribadah.

Selama ini, pelajaran yang diberikan Zaharman juga memiliki dampak positif bagi para siswa sampai mereka lulus.

"Beliau ini baik, memang terkenal tegas, tapi itu demi muridnya juga, saya sendiri jujur mengaku apa yang pak Zaharman lakukan membuat pribadi saya menjadi lebih baik,"sampai Gatot.

Baca juga: Tangis Shane Lukas Cerita Momen Ibunya Meninggal Kecelakaan, Impian Masuk Akmil Kini Kandas

Gatot menegaskan, seorang guru adalah pengganti orangtua ketika berada di sekolah.

Oleh karena itu kata dia, guru harus dihormati dan tidak membantah apabila melakukan kesalahan.

Ia berpesan kepada adik-adik tingkatnya yang masih bersekolah di sana untuk mengikuti dan mentaati peraturan sekolah.

Serta juga tidak melawan saat dimarah oleh guru ketika melakukan kesalahan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved