Penangkapan Terduga Teroris di Boyolali
Ketua Kelompok Teroris di Solo Raya Seorang Penjahit, Jarang Bersosialisasi dengan Warga
Ketua Kelompok Teroris di Solo dan Sekitarnya ditangkap di Boyolali. Dia dikenal sebagai seorang penjahit. Dia terkait kasus Bom Polsek Astana Anyar.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Ketua Kelompok Teroris di Solo Raya, S, berasal dari Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Sehari-hari dia bekerja sebagai tukang jahit.
Kades Trayu, Slamet Maryadi mengatakan kalau S diketahui ditangkap pihak kepolisian beberapa hari yang lalu.
"Sebelumnya tidak tahu (kabar ditangkap), tahu dikabari dari pihak kepolisian hari Rabu (2/8/2023). Dikasih tahu kalau di wilayah kami ada tersangka teroris berinisial S," ujar Slamet kepada TribunSolo.com.
Ia yang mendapat kabar tersebut lalu mengecek lokasi rumah kediaman milik S.
S sendiri diketahui sehari-hari bekerja sebagai penjahit, ia tinggal bersama istri dan 3 anak.
"Kalau istrinya ibu rumah tangga, anaknya ada 3. 1 anak dipondokkan," paparnya.
Didapatkan pula informasi dari Slamet, kalau S sendiri belum pernah ikut terlibat kasus kejahatan.
"Belum pernah terlibat kejahatan (S), setahu kami dia di bidang keagamaan agak kental," ucapnya.
Baca juga: Kotak Infak Sahabat Umat yang Beredar di Solo, Ternyata Jadi Sumber Dana Bom Bandung 2022
Ia menggambarkan sosok S tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga, apalagi aktif di kegiatan agama di desa.
"Justru jarang, cuma (tahu) pakaian saja sama celana jegrang. Tapi kalau aktif keagamaan di luar desa kurang tahu," ungkapnya.
Menyikapi adanya kejadian tersebut, Slamet juga memberi pesan ke warga masyarakat agar selalu berhati-hati.
"Apalagi keterkaitan dengan teroris, jangan coba-coba lah. Kita harus dalam bermasyarakat yang baik, sesuai ajaran dan aturan pemerintah yang ada," pungkasnya.
Murid Dr. Azahari, Polisi Sebut Ahli Bom dan Teror
Ketua kelompok teroris di Solo dan sekitarnya berinisial S ditangkap Densus 88.
S masih termasuk dalam jaringan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Agus Muslim.
Di Solo dan sekitarnya, S berperan menjadi ketua kelompok atau disebut amir kelompok kecil.
PPID Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Aswin Siregar menjelaskan, S belajar merakit bom sudah lama.
"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu Dr. Azahari," terangnya.
Dokter Azahari ini punya kader.
Kadernya inilah guru dari S.
S sudah lama berlatih membuat bahan-bahan, membuat switching, membuat paketnya, hingga seseorang pelaku bom bunuh diri siap.
"Dalam kasus bom Astana Anyar, S bahkan mengantar sendiri, mengirim sendiri, barang paket yang akan di ledakan tersebut kepada AM," kata dia.
S dalam tindakannya di bantu oleh TN, AG dan PS mempunyai peran untuk membantu pembuatan bom.
Peran Para Tersangka
Densus 88 mengamankan S, tersangka teroris yang masih dalam satu jaringan dengan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Agus Muslim.
Di Solo dan sekitarnya, S berperan menjadi ketua kelompok atau disebut amir kelompok kecil.
Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, S ini sudah memiliki rencana untuk melakukan teror bom di Mapolresta Solo.
Jadi antara S dan Agus Muslim saling terkait.
"S dan AM sebetulnya memilih di dua tempat, waktu itu AM memilih tempat di Bandung sedangkan S memilih di Solo," tuturnya
"Alhamdulillah, ini bisa kita cegah. karena memang ada satu, satu paket yang sudah dia siapkan," lanjutnya.
Guna meledakkan paket bom ini, S mencari pengantin, siapa yang siap dia mengaku akan memberikan bantuan dan suport.
S ini merupakan anggota yang sudah cukup lama, masuk bergabung kelompok Jamaah Ansor Tauhid (JAT) sejak tahun 2008-2014.
"Kemudian bergeser menjadi pendukung simpatisan ISIS sejak tahun 2014 hingga sekarang," lanjutnya.
Dia salah satu yang merekrut orang.
Baca juga: RS yang Ditangkap di Sukoharjo Ternyata Istri Agus Muslim, Dorong Suami Lakukan Bom Bunuh Diri
Sementara tersangka lainnya yakni TN, AG dan PS mempunyai peran untuk membantu pembuatan bom.
"Misalnya, mencari bahan-bahan yang di butuhkan oleh S," jelasnya.
Sementara RS, tersangka teroris yang ditangkap di Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo adalah Istri dari Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Agus Muslim dikenal sebagai bomber yang meledakan diri di Polsek Astana Anyar Bandung.
PPID Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Aswin Siregar menjelaskan, peran RS dalam kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung adalah sebagai istri.
Dia juga menyemangati dan mendorong suaminya untuk melakukan aksi bom bunuh diri tersebut.
"RS mempunyai peran sebagai seorang Istri, mengetahui dan mempunyai semangat yang tinggi, mendorong AM untuk melakukan Bom Bunuh diri," kata Kombes Pol Aswin Siregar. (*)
Rumah Warga Bayudono Boyolali yang Digeledah Densus 88 : Dihuni Pendatang, Mengontrak Baru 6 Bulan |
![]() |
---|
HASIL Penggeledahan Rumah Warga Banyudono Boyolali : 2 HP Diamankan Densus 88 |
![]() |
---|
Penggeledahan Densus 88 di Banyudono Boyolali : Ada 2 Tempat, Lengkapi Bukti-bukti Tersangka S |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Densus 88 Geledah Rumah Warga di Banyudono Boyolali |
![]() |
---|
Kotak Infak Sahabat Umat yang Beredar di Solo, Ternyata Jadi Sumber Dana Bom Bandung 2022 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.