Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Kondisi ODGJ yang Dipasung Keluarganya di Klaten, Fisik Lemah Sampai Harus Dibopong saat Evakuasi

Sebelum dipasung, S diketahui pernah menjadi korban kecelakaan di wilayah Jogjakarta dan mengalami patah tulang kaki

Tribunsolo.com/Zharfan Muhana
S, ODGJ di Klaten yang kini dievakuasi oleh tim gabungan, Jumat (18/8/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kondisi S (52), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sebelumnya dipasung oleh keluarganya, ternyata cukup lemah.

Hal itu diketahui setelah yang bersangkutan harus dibopong saat evakuasi untuk mendapat perawatan di rumah sakit, Jumat (18/8/2023).

Koordinator Lapangan Buser PMKS ODGJ Dinsos Kabupaten Klaten, Joko Priyatna mengatakan kini S tengah mendapat perawatan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Kabupaten Klaten.

"Setelah dievakuasi, saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit," ujar Joko kepada TribunSolo.com.

Saat dievakuasi, S dibopong oleh petugas gabungan karena tidak dapat berjalan.

Baca juga: Nasib ODGJ yang Dipasung Keluarganya di Klaten, Kini Dievakuasi ke RSJD Dr RM Soedjarwadi

Sebelum dirantai, S diketahui pernah menjadi korban kecelakaan di wilayah Jogjakarta.

Keluarga mendapati informasi itu setelah S dirawat di Rumah Sakit Sardjito Jogjakarta.

"Kondisi terakhir kaki patah tulang karena kecelakaan, sehingga tumpuan kaki belum 100 persen normal," jelasnya.

Sebelumnya, S dikabarkan dirantai di rumah usai sering pergi alias kabur dari rumahnya di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Ia hidup dan tinggal bersama kedua orang tuanya yang sudah berusia lanjut.

Jateng Bebas Pasung

Evakuasi S sendiri dilakukan bukan tanpa sebab.

Lantaran semenjak menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencanangkan Jawa Tengah bebas dari pasung.

"Maka sesuai arahan Gubernur, ketika mendapati adanya informasi masih ditemukannya ODGJ dipasung kami segera gerak cepat," ucap Joko.

"Kami kontak RSJD untuk segera membebaskan pasien tersebut," imbuhnya.

Selain mengevakuasi pasien, pihaknya juga memberi edukasi kepada keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar kalau pemasungan sendiri melanggar hak manusia.

"Bagaimanapun mereka juga manusia, maka kami beri pengertian," paparnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved