Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri

Kreasi Siswa SD Tirtomoyo di Karnaval HUT RI Wonogiri : Olah Sampah 1 Bulan, Bikin Naga 17 Meter

Karnaval dalam peringatan HUT ke-78 RI digelar di Wonogiri pada Minggu (20/8/2023).

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Erlangga Bima
Naga dari sampah buatan siswa SD Negeri 3 Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri dalam karnaval HUT ke-78, Minggu (20/8/2023).  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Karnaval dalam peringatan HUT ke-78 RI digelar di Wonogiri pada Minggu (20/8/2023).

Karnaval itu digelar di seluruh kecamatan yang ada di Wonogiri

Karnaval itu diikuti oleh berbagai elemen, mulai dari pelajar, desa hingga instansi umum.

Kegiatan itu menyedot antusiasme masyarakat, mereka memadati lokasi karnaval di kecamatan masing-masing. 

Di Kecamatan Tirtomoyo ada salah satu peserta yang menampilkan kreasi yang unik dan mengedukasi.

Baca juga: Purwantoro Wonogiri Bakal Punya Rumah Sakit, Bupati Tergerak karena Warga Pilih Berobat ke Ponorogo

Mereka adalah siswa SD Negeri 3 Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo yang membuat naga dari sampah. 

Guru SD Negeri 3 Sukoharjo, Deni Suseno menerangkan naga itu dibuat dari sampah pribadi siswa.

Sampah pribadi siswa disimpan di dalam galon selama kurun waktu tertentu sebelum akhirnya dibikin naga. 

"Kami membuat naga dari sampah. Di sekolah ada pembelajaran pengolahan sampah pribadi," kata dia.

"Sampah itu kemudian dibuat naga dan dipakai karnaval," tambahnya.

Naga itu memiliki panjang sekitar 17 meter.

Badan naga tersebut terbuat dari galon air minum yang jumlahnya mencapai 60 buah. 

Pembuatan naga dari sampah itu memakan waktu satu bulan.

Pembuatan dilakukan saat anak masuk sekolah.

Baca juga: Waspada Karhutla di Wonogiri, Warga Diimbau Tidak Bakar Sampah Sembarangan

Selain itu wali murid yang tidak ada kegiatan juga turut membantu.

Di dalam galon itu, kata dia, berisi sampah pribadi siswa.

Ketika karnaval, naga dari sampah itu dibawa mengitari rute karnaval dengan diangkat menggunakan tongkat. 

"Di dalam galon itu ada sampah siswa. Tapi yang non organik," ujar dia.

"Kalau organik diolah jadi pupuk. Kemudian hiasan naga dibuat dari kresek," imbuhnya.

Baca juga: Dibalik Pembangunan Rumah Sakit Purwantoro, Banyak Warga Timur Wonogiri Terpaksa Berobat ke Ponorogo

Adapun filosofi dari pembuatan naga itu diibaratkan waktu yang terus berjalan maju, sering berjalannya waktu sampah juga semakin bertambah dan tidak bisa dikendalikan. 

"Akan jadi masalah besar jika generasi sejak dini tidak ada kesadaran terhadap pengelolaan sampah," jelasnya. 

Selain itu, pihaknya juga bertujuan memberi edukasi terkait pengelolaan sampah sejak dini.

Menurutnya sampah menjadi salah satu tanggung jawab pribadi, bukan tukang sampah. 

"Harapannya ke depan anak sudah bisa mengolah sampah sendiri," ucap dia.

"Contohnya untuk saat ini kalau anak buang sampah di dekatnya tidak ada tempat sampah dikasih saku dulu (disimpan). Baru saat ada tempat sampah dibuang," tambahnya.

(*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved