Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Wonogiri: Lontong Opor di Warung Mbah Bhet Wonogiri, Sudah Bertahan Tiga Generasi 

Ada warung makan dengan menu lontong opor, nasi langgi dan bubur lemu di Wonogiri. Warung ini menarik karena telah ada tiga generasi.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Lontong opor dan Nasi Langgi di Warung Mbah Bhet di Wonogiri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Di Wonogiri terdapat banyak sekali warung makan yang legendaris.

Warung itu bertahan bertahun-tahun dan memiliki banyak pelanggan. 

Salah satunya adalah, Warung Mbah Bhet yang berada di Kecamatan Wonogiri Kota, tepatnya di depan Stasiun Wonogiri

Pengunjung bisa memilih sejumlah menu di warung itu, mulai dari lontong opor, nasi langgi dan bubur lemu.

Rasanya dijamin enak, sebab saat ini warung itu dikelola generasi ketiga.

"Kalau Mbah Bhet generasi pertama sejak tahun 1971. Diganti ibu saya 1982. Kalau saya sejak 2018 sejak ibu saya meninggal," kata Agus Suparno (47) cucu Mbah Bhet yang saat ini mengelola warung. 

Agus menjelaskan, lontong opor warisan Mbah Bhet berbeda dengan yang lainnya, sebab diberikan bumbu kelapa dan taburan bubuk kedelai di atasnya.

"Kalau lontong lain seperti yang disajikan saat Idul Fitri kan tidak pakai itu biasanya. Yang bikin beda itu. Orang Tionghoa menyebutnya lontong Cap Go Meh," kata dia.

Baca juga: Kuliner Solo: Warung Makan Pak Rudi di Wirun Sukoharjo, Ada 21 Menu Makanan dan Aturan Unik 

Soal harga, pengunjung cukup membayar Rp 18 ribu untuk seporsi lontong opor.

Sementara nasi langgi dan nasi lenjong Rp 16 ribu.

Untuk bubur lemu dihargai Rp 12 ribu per porsinya.

Sebelum berdiri di depan stasiun itu, warung Mbah Bhet dulunya berada di sisi barat Toserba Baru Wonogiri.

Namun sejak 2015 berpindah ke lokasi saat ini, depan Stasiun Wonogiri.

Salah satu pembeli yang sudah berlangganan sejak Mbah Bhet berjualan kaki lima, Iwan (27) mengaku sejak kecil sudah menjadi pelanggan.

Menurutnya rasanya cocok di lidahnya. 

"Kalau dulu waktu SD, hari minggu sering diajak simbah makan kesini, tapi tempatnya belum disini," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved