Pencabulan Santriwati di Karanganyar

Pakaian dan HP Pimpinan Ponpes yang Cabuli Santriwati di Karanganyar Diamankan, Jadi Barang Bukti

Barang bukti milik tersangka, dikatakannya menjadi salah satu pegangan polisi untuk mengusut kasus tersebut.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Spanduk bertuliskan satu abad NU di Ponpes yang diasuh tersangka pencabulan santriwati di Karanganyar. Terpasang di gedung santri putra. 

Ia mengaku tak nyakin BN tega melakukan hal tersebut.

"Sosok dia baik, kemasyarakatan juga baik, serta agamis, setiap malam jum'at Kliwon mengikuti pengajian, bahkan disetiap saat mengikuti pengajian secara umum yang diadakan ke masyarakat, dan kalau diundang juga hadir," kata dia.

"Kalau saya, tidak begitu yakin dengan apa yang terjadi, apa yang terjadi dengan yang dikenal masyarakat berbanding jauh," imbuh Rakino.  

Polisi Periksa 6 Santriwati
 
Polres Karanganyar sudah memeriksa para korban dugaan pencabulan di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) di Karanganyar

Mereka juga divisum di RSUD dr Moewardi Solo pada Senin (4/9/2023) sore sampai Rabu (5/9/2023) dini hari.

Ketua Divisi Pelaporan dan Pendampingan P2TP2A Karanganyar, Anastasia Sri Sudaryatni mengatakan, ada 6 santriwati yang sudah menjalani visum.

"Mereka didampingi orang tua, polwan, dan petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karanganyar," ucap Anastasia, kepada wartawan, Rabu (6/9/2023).

Anastasia mengatakan, enam korban tersebut bersekolah di luar pondok pesantren. 

Keenam korban itu bersekolah di SMK wilayah Karanganyar.

Baca juga: UPDATE Kasus Pencabulan Santriwati di Karanganyar : Periksa 9 Saksi, Pimpinan Ponpes Jadi Tersangka

Dia mengatakan, para korban berasal dari Jatipuro dan Matesih hingga Kabupaten Wonogiri dengan rentang usia 15–18 tahun.

"Pemeriksaan di Mapolres Karanganyar pada Senin kemarin mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB, saya diminta membantu menggali keterangan dari korban karena petugas Polwan terbatas, hanya seorang," ucap Anastasia.

Dia mengatakan, seluruh pemeriksaan diampu pihak kepolisian. 

Ia mengaku pihaknya hanya mendampingi korban saat ditanyai penyidik sampai pemeriksaan visum di rumah sakit. 

Dia tak menyebut gamblang perlakuan pelaku terhadap korban, namun hasil pemeriksaan visum menyebutkan terdapat tanda kekerasan seksual dialami para korban.

"Enam anak ini mengalami kekerasan seksual, ini hasil visum terhadap enam anak di RS, saya dampingi ke RSUD sampai kembali lagi ke Polres untuk membuat BAP yang isinya sejauh mana yang dialami korban," ucap dia. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved