Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Reaksi Menag Yaqut Dicap Buzzer oleh Cak Imin soal Capres Bermulut Manis, Tak Gentar Disanksi PKB

Adapun pernyataan Yaqut itu adalah jangan menggunakan agama sebagai politik hingga tak memilih capres yang bermulut manis.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Rifqi Gozali/TribunBanyumas.com/Tribun
Kolase Ketua Umum PKB sekaligus bakal calon wakil presiden (bacawapres), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. Cak Imin meilai pernyataan menag tidak perlu ditanggapi. 

TRIBUNSOLO.COM - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kini terancam sanksi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) imbas pernyataannya.

Adapun pernyataan Yaqut itu adalah jangan menggunakan agama sebagai politik hingga tak memilih capres yang bermulut manis.

Bahkan Wakil Ketua Umum PKN Jazilul Fawaid alias Gus Jazil menyebut ucapan sesama kadernya itu berpotensi membawa dampak perpecahan keharmonisan bangsa.

Pun demikian Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang merupakan bakal cawapres pendamping Anies Baswedan, menyebut pernyataan Yaqut adalah omongan seorang buzzeer.

Baca juga: Anies Baswedan Tuding Proyek Nasional Rawan Titipan, Jokowi dan Ganjar Tantang Capres AMIN Buktikan

Yaqut Cholil Qoumas sendiri tak gentar jika dia harus disanksi, kader PKB ini justru kembali membahas mengenai politisasi agama untuk kepentingan politik.

Menurutnya politisasi agama tidak boleh dilakukan untuk kepentingan politik.

"Ya nggak boleh (politisasi agama), setuju nggak kalian soal politisasi? boleh nggak? saya tanya boleh enggak politisasi agama? engga kan, ya jangan," kata Yaqut di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta, Selasa (2/10/2023).

Menurut Yaqut, agama memang harus menjiwai setiap perilaku kehidupan, termasuk dalam politik.

Tetapi dirinya tak setuju jika agama dipakai untuk kepentingan politik.

Karena itu, ia pun mempersilakan jika nantinya harus diberikan sanksi disiplin oleh PKB buntut pernyataanya tersebut.

Baca juga: Survei LSI : Prabowo Harus Gandeng Khofifah atau Gibran Jika Ingin Kalahkan Ganjar-Mahfud MD

"Jangan gunakan agama untuk berpolitik itu saja ya masa begini juga kemudian ditertibkan ya monggo. Tapi saya nggak akan mencabut pernyataan saya," katanya.

Sebelumnya Menag Yaqut mengingatkan umat Buddha agar melihat rekam jejak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Dalam pesannya, Menah Yaqut meminta masyarakat agar tidak memilih capres yang asal-asalan dan hanya bermodal ganteng dan bermulut manis.

Yaqut mengungkapkan hal itu dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah.

Dia mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik.

Baca juga: Siapa Cawapres Ganjar Pranowo Mulai Terang, Megawati Sudah Bertemu Mahfud MD dan Khofifah

Yaqut lalu mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.

"Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta, kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan," kata Yaqut.

Dari pernyataannya tersirat bahwa yang dimaksud Yaqut adalah Anies Baswedan. Padahak Ketum PKB, Cak Imin diketahui adalah bakal cawapres pendamping Anies.

Potensi Sanksi PKB

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid alias Gus Jazil membuka peluang pihaknya akan memberikan pendisiplinan untuk Menteri Agama RI (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan kader PKB.

Pendisiplinan itu akan diberikan imbas dari pernyataan Menag Yaqut soal jangan memilih pemimpin hanya karena ganteng dan mulutnya manis.

"Sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah langkah pendisiplinan. Jadi dan publik tentu juga akan memberikan penilaian juga, menurut saya itu yang lebih penting," kata Jazil saat dimintai tanggapannya, Minggu (1/10/2023).

Baca juga: Efek Pandemi Belum Hilang, Bandara Adi Soemarmo Sepi Penumpang, Trafic Pesawat Cuma 20 Per Hari

Menurut Gus Jazil, sejatinya pernyataan yang demikian tidak terlontar dari mulut seorang pejabat negara sekelas Menag Yaqut.

Sebab menurutnya, pernyataan itu berpotensi membawa dampak perpecahan keharmonisan bangsa Indonesia selama ini.

"Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung dan menggiring opini yang nggak perlu. Saya pikir itu," kata dia.

Meski begitu, Gus Jazil tidak membeberkan sanksi pendisiplinan apa yang akan diterapkan PKB terhadap Menag Yaqut.

Dirinya hanya menegaskan, kalau PKB merupakan partai yang terbuka untuk menjaga persatuan dan kebersamaan.

Baca juga: Kaesang Effect, PSI Klaten Sebut Makin Banyak yang Tertarik dan Pede Gabung ke PSI

"Sudah kita sudah, kita serahkan ke mekanisme internal organisasi saya yakin cepat atau lambat itu sudah ada pendisiplinan kok. Jadi enggak usah khawatir," tukas dia.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyayangkan pernyataan Menteri Agama RI (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait Pemilu 2024.

PKB menyebut sebagai abdi negara, tidak seharusnya seorang menteri masuk dalam ranah politik.

Sementara itu Bacawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin hanya tersenyum merespons pernyataan Yaqut Cholil Qoumas.

"Ah itu omongan buzzer, hahahahahaha," ujar Cak Imin.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved