Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Fakta Kasus Keripik Pisang Narkoba di Bantul : Harga Tembus Rp6 Jutaan, Dijual Lewat Media Sosial

Lantaran mengandung narkoba, harga keripik pisang haram di Yogyakarta ini lebih mahal ketimbang keripik pisang biasanya.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Sejumlah barang bukti produksi dan pengedaran narkotika. Barang bukti itu ditunjukkan kepada awak media di di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jumat (3/11/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus keripik pisang narkoba di Yogyakarta bikin heboh media sosial.

Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada lantas mengungkapkan harga jual keripik pisang narkoba yang dibuat di sebuah pabrik rumahan di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta tersebut.

Lantaran mengandung narkoba, harga keripik pisang 'haram' di Yogyakarta ini lebih mahal ketimbang keripik pisang biasanya.

Baca juga: Terungkap Campuran Narkoba dalam Keripik Pisang Berharga Jutaan Rupiah, Ternyata Mengandung Sabu

Wahyu menyebut harga keripik pisang narkoba tersebut berbeda-beda, sesuai dengan besar atau beratnya kemasan.

Adapun kemasan keripik pisang narkoba itu mulai dari 50 gram, 75 gram, 100 gram, 200 gram, hingga 500 gram.

Adapun harganya bervariasi antara Rp1,5 sampai Rp6 juta.

Pabrik rumahan itu tidak hanya menjual keripik pisang narkoba.

Namun juga menjual Happy Water yang mengandung narkoba seharga Rp1,2 juta.

Baca juga: Bareskrim Ungkap Pabrik Keripik Pisang Mengandung Narkoba, Dijual Rp 1,5 Juta sampai Rp 6 Juta

Para pelaku memanfaatkan media sosial dalam memasarkan keripik pisang dan cairan Happy Water mengandung narkoba itu.

Wahyu mengatakan, pabrik yang memproduksi cairan Happy Water dan keripik pisang narkoba itu baru berjalan sekitar sebulan sebelum akhirnya terbongkar polisi.

"Para pelaku ini sudah mendirikan pabrik rumahan pembuatan narkoba ini sekitar satu bulan dan dipasarkan melalui media sosial," kata Wahyu Widada dalam konferensi pers di Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat.

Meski sudah memproduksi narkoba berkedok cairan Happy Water dan keripik pisang itu selama sebulan, produsen barang haram tersebut tidak langsung menjual produk tersebut.

Baca juga: G-Dragon Bantah Terlibat Kasus Narkoba yang Menyeret Nama Lee Sun-kyun, Begini Klarifikasinya

"Ada prosesnya, karena dalam uji coba yang mereka lakukan juga ada yang berhasil, ada yang gagal; dan ternyata saat mereka melakukan pengiriman ke wilayah Cimanggis, Depok, itu bisa kami ungkap," ujar Wahyu.

Wahyu menyebutkan, total barang bukti yang diamankan polisi dari pengungkapan kasus peredaran narkoba tersebut terdapat 426 bungkus keripik pisang berbagai ukuran dan 2.022 botol Happy Water.

"Dan masih ada 10 kilogram bahan baku narkoba. Dengan asumsi satu keripik pisang dikonsumsi beberapa orang, kita bisa menyelamatkan sekitar 72 ribu orang dari penyalahgunaan narkoba ini,"ujar Wahyu.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved