Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri

Pengakuan Sarmo, Pembunuh Berantai Es Teh Maut: Menyesal dan Takut

Sarmo (35) seorang pembunuh berantai asal Kecamatan Girimarto, Wonogiri, mengaku menyesal dan takut usai menghabisi nyawa kedua korbannya

|
Tribunsolo.com/Erlangga Bima Sakti
Pelaku pembunuhan berantai yang diamankan Polres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 


TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sarmo (35) seorang serial killer atau pembunuh berantai asal Kecamatan Girimarto, Wonogiri, mengaku menyesal dan takut usai menghabisi nyawa kedua korbannya dengan es teh yang dicampur apotas

"Yang namanya membunuh sudah pasti takut," ungkap Sarmo. 

Mereka adalah Agung Santosa warga Kecamatan Trucuk, Klaten yang dilaporkan pada 2021 lalu dan Sunaryo warga Kelurahan/Kecamatan Jatipurno yang dilaporkan hilang pada tahun 2022. 

Kasus ini terungkap setelah ditemukannya kerangka manusia di dua lokasi berbeda di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto pada Kamis (7/12/2023). Belakangan diketahui, dua kerangka itu ternyata korban pembunuhan. 

Kedua korban memiliki relasi yang berbeda denan tersangka. Agung adalah rekan bisnis, sementara Sunaryo penggadai mobil milik Sarmo. 

Baca juga: Viral Diver Ojol Rampas HP Milik Pelajar di Pesanggrahan, Modus Mau Beri Rating Sendiri

"Alasannya utang piutang sama bisnis kerja. Pakai apotas, dua-duanya. Dimasukkan ke esteh terus dikasihkan Pak Sunaryo. Pak Agung saya kasih botol aqua yang kecil," kata Sarmo, di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). 

Ia mengaku, dia ditekan oleh kedua korban. Perkataan korban membuatnya emosi sehingga memutuskan untuk menghabisi nyawa keduanya. 

"Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung) saya selalu di pojokkan. Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi. Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten," ujarnya. 

"Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus," imbuh Sarmo. 

Sarmo mengelabui korban pertama Agung dengan lari ke sebuah gubung. Di situ ia menaruh apotas yang telah dibawa sebelumnya di jok motor ke dalam minuman yang kemudian diminum oleh Agung.

Baca juga: Viral Komika Aulia Rakhman Dianggap Hina Nabi Muhammad SAW, Kini Sosoknya Diamankan Polisi

"Itu tidak mengajak, karena saya sudah terlalu banyak ditekan sama Agung, saya tidak sanggup akhirnya saya lari ke gubug, akhirnya Agung nusul lewat jalan berbeda," ujarnya. 

Setelah korban meregang nyawa, Sarmo berusaha menghilangkan barang bukti dengan menguburkan jasad korban.

"Dikubur di Alas Dorog, sama gubug lumayan jauh, saya gotong sendiri," jelasnya. 

Sementara itu, dengan korban Sunaryo, Sarmo mengakui mempunyai urusan utang piutang. Sarmo menggadaikan mobil Grandmax ke Sunaryo dengan nilai sebesar Rp 48 juta. 

"Seharusnya saya kan sudah mengambil, karena sudah tempo saya belum bisa, akhirnya dia (Sunaryo) terus menekan saya. Telatnya dua bulan," jelasnya. 

Sarmo mengatakan korban Sunaryo selalu menekannya dengan kata kasar. Menurutnya korban juga mengatainya kalau tidak bisa dipercaya, hal itu yang membuatnya emosi. 

Baca juga: Viral Wanita di Karawang Kecanduan Belanja Online, Orang Tuanya Terpaksa Menjual Sawahnya

"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo. 

Ia pun menghabisi nyawa Sunaryo dengan sebotol air putih yang juga dicampur apotas. Tak jauh beda, ia mengubur jasad korban di bawah dipan yang berada di tempat penggergajian kayu miliknya. 

Sarmo mengakui bahwa dirinya takut usai melakukan pembunuhan itu. Berbagai cara dia lakukan untuk menghilangkan barang bukti. Salah satunya dengan membakar jasad Sunaryo. 

"Saya kubur dulu tiga bulan. Kemudian ada Polisi naik ke atas (tempat penggergajian) saya panik. Dari kepanikan muncul inisiatif untuk menghilangkan jejak dengan membakar," jelasnya. 

Ia pun sempat tidak mengakui perbuatan kejinya ini. Berbagai upaya ia lakukan untuk menghilangkan barang bukti. 

"Setiap diinterogasi saya tidak mengaku. Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan," ujarnya.

Baca juga: Polisi Tepis Kabar Kasus Pembunuhan Berantai di Wonogiri Kaitan Dukun Pengganda Uang

 

(*) 

 


 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved