Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Petani di Sragen Bisa Lepas dari Ketergantungan Pupuk Subsidi, Syaratnya HPP Gabah Rp7 Ribu Per Kg

Petani Sragen mengatakan tidak membutuhkan pupuk subsidi. Ini dengan syarat pemerintah bisa mempertahankan HPP gabah sebesar Rp 7.000/kilogram.

TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
Ilustrasi panen padi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ketua KTNA Sragen, Suratno menyebut petani di Sragen sudah tidak butuh lagi pupuk bersubsidi.

Itu dengan syarat apabila pemerintah bisa mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 7.000/kilogram.

Pasalnya, HPP gabah musim panen kali ini menyentuh harga lebih dari Rp 7.000/kilogram bahkan di beberapa kecamatan ada yang mendekati HPP gabah Rp 8.000/kilogram.

HPP gabah dengan harga menyentuh Rp 8.000/kilogram tersebar di Kecamatan Masaran dan Sidoharjo, yang saat ini baru akan panen.

Tentu saja, HPP tersebut disambut senang para petani di Sragen karena petani mendapatkan penghasilan yang lebih.

Suratno mengatakan HPP gabah menyentuh Rp 7.000/kilogram sudah terjadi sejak musim tanam 3 atau awal Oktober 2023 ini.

Bahkan, kini HPP gabah di Sragen cenderung naik karena semakin sedikit sawah yang panen.

"Jika HPP gabah minimal Rp 7.000, pupuk nggak usah disubsidi nggak papa, HPP gabah di Sragen bahkan kini sudah menyentuh Rp 8.000," kata Suratno kepada TribunSolo.com, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Pencemaran Sungai Boyolali : 600 Liter Limbah Dibuang ke Sungai, Petani Brajan Terancam Gagal Panen

"Jika HPP gabah Rp 7.000, petani tidak masalah untuk membeli pupuk non subsidi, karena penghasilannya sudah lebih dari cukup," sambungnya.

Suratno pun menghitung petani sudah cukup sejahtera dengan HPP gabah Rp 6.650/kilogram.

HPP gabah tersebut sudah termasuk sewa tanah, bahkan penghasilan yang didapatkan cukup membeli pupuk non subsidi.

"Kalau HPP segitu ini petani menikmati betul, maka sekarang tidak perlu ada gejolak pupuk subdisi, karena petani sudah mampu beli, tidak mempersoalkan harga," terangnya.

Menurutnya, anggaran untuk subsidi pupuk ini bisa dialihkan kepada gapoktan setempat untuk membangun tempat penampungan hasil panen.

Dengan begitu, hasil panen petani dapat disimpan di tempat penampungan tersebut, dan apabila ada pihak lain yang hendak membeli gabah, bisa membeli melalui tempat itu.

"Jadi ini bukan usulan, hanya kami minta pemerintah dapat menjaga HPP gabah sekarang diatas Rp 7.000," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved