Tribun Solo Wiki
Umbul Nilo, Wisata Tersembunyi di Dalam Perkampungan di Klaten, Dulu Dimanfaatkan untuk Pabrik Tebu
Umbul nilo di Klaten sudah memiliki sejarah dengan zaman penjajahan Belanda dulu. Keberadaan air umbul ini dulu dimanfaatkan untuk pabrik gula.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Klaten memang kaya dengan wisata airnya.
Banyak lokasi yang bisa dikunjungi.
Salah satunya adalah Umbul Nilo di Dukuh Margosuko, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten.
Umbul ini dari sejarahnya, punya hubungan dengan pabrik gula saat zaman Indonesia masih dijajah Belanda.
Lokasi umbul sendiri menjorok ke dalam perkampungan, tidak seperti lokasi umbul lainnya.
Bila dari wilayah Solo, lokasi umbul ini dapat ditempuh kurang lebih 1 jam pada waktu normal.
Warga setempat Wiro (80) mengatakan, kalau nama umbul sendiri diambil dari nama pohon.
"Dulu disini ada pohon Nilo, biasa buat merubah warna pakaian (alami)," ujar Wiro kepada TribunSolo.com.
Umbul nilo sejak jaman kolonial Belanda, dikatakan Wiro sudah dimanfaatkan.
Itu dia dapat dari cerita orang tuanya yang sudah tinggal di kawasan itu sejak tahun 1953.
"Air disini dulu dimanfaatkan untuk pabrik tebu (gula pasir) jaman londo, setelah merdeka dimanfaatkan pengairan Klaten," ungkapnya.
Wiro juga mengatakan, kalau dulunya terdapat banyak batuan arca.
Namun kini sudah banyak yang hilang.
Baca juga: Libur Nataru 2023, Volume Kendaraan yang Melintasi Sragen Meningkat 27 Persen Dibanding Hari Biasa
"Diangkati orang-orang pencari batu dulu. Ada arca betara guru, bawahnya sapi atasnya orang tangan empat," kata Wiro.
Yang saat ini masih ada ialah umpak.
Namun kondisinya tertutup akar pohon Randu yang usianya sudah ratusan tahun.
Kini pengeloaan umbul dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebada Lestari Desa Daleman.
Ketua Bumdes Sembada Lestari, Nurul Astangin mengatakan kalau pengeloaan sendiri sudah dilakuan sejak 2019.
Yang tadinya hanya ada 2 kolam, kini terdapat penambahan kolam dan fasilitas penunjang di sisi barat.
"Sekarang ada 4 kolam, ukuran (ketinggian) 40 cm, 60 cm, 90 cm, dan 110-150 cm," paparnya.
Untuk dapat menikmati wisata Umbul Nilo, pengunjung dikenakan biaya tiket kurang dari Rp10 ribu.
"Biaya tiket untuk hari biasa Rp6 ribu, kalau Sabtu-Minggu dan hari libur Rp8 ribu," kata Nurul.
Biaya parkir sendiri, untuk roda 2 dikenakan Rp3 ribu, dan roda 4, Rp5 ribu. (*)
Asal-usul Nama Dusun Ngruweng di Klaten Jateng, Ada yang Bilang Teriakan Orang Karena Dibegal |
![]() |
---|
3 Fakta Menarik Ciu Bekonang Sukoharjo Jateng : Ada Sejak Penjajahan Belanda, Bukan Sekedar Miras |
![]() |
---|
Sejarah Ciu Bekonang Sukoharjo Jawa Tengah, Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda |
![]() |
---|
Asal-usul Pasaran Kliwon Bekonang Sukoharjo Jateng: Buka Mengikuti Penanggalan Jawa |
![]() |
---|
Biodata Purwono, Satu-satunya Kader Lawas PDIP Solo Jateng yang Maju Penjaringan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.