Berita Boyolali

Misteri Sumur Tiban di Tompe Boyolali, Air Tak Mau Diambil karena Anakan Ular Ikut Terbawa

Ada saja kisah unik yang dialami masyarakat Boyolali. Mereka mengaku tidak bisa mengambil air di sumur tiban karena ada anakan ular yang terbawa.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Pohon beringin besar memayungi Sumur Tiban di Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Sebagian masyarakat yakin, jika sumber mata air banyak memiliki kisah misteri diluar nalar.

Begitu juga dengan  sumber mata air yang ada di dinding sungai di Dukuh Tompe, Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo ini.

Masyarakat menyebutnya sebagai sumur tiban atau Jatuh dalam bahasa Jawa.

Sebutan itu disematkan lantaran sumber mata air yang dulunya menjadi andalan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air bersih itu ada secara tiba-tiba.

Dari kisah tutur turun temurun, adaya sumur itu berkat Wali penyebar agana Islam di tanah Jawa.

Dahulu kala, ada seorang wali yang tengah singgah namun tak menemukan sumber mata air untuk minum.

Wali itu kemudian menancapkan tongkatnya dan keluarlah mata air.

Sejak saat itu, masyarakat tak lagi kekurangan air bersih.

Karena air di sumur tiban ini diyakini tak pernah habis, walupun diambil oleh masyarakat hingga 4 desa.

Selain itu, sumur ini juga menyimpan misteri.

Baca juga: Sejarah Sumur Tiban di Boyolali, Kemunculannya Disebut Setelah Wali Menancapkan Tongkat  

Salah satunya, air tak bisa tumpah dari wadah yang tak sengaja membawa anakan ular.

Kisah itu pernah dialami ayahnya Maryono (57) Warga Tompe, Desa Karangnongko.

Saat itu dirinya masih anak-anak.

Dia diminta untuk mengambil air dari sumur tiban.

Saat mengambil itu, tak sengaja ada anak ular yang ikut terbawa dan masuk ke dalam gentong untuk mengambil air.

"Nah pas sampai di rumah, mau dituang, airnya ga mau ngalir. Setelah dilihat ternyata ada anak ularnya," katanya.

Dia pun kemudian diminta untuk mengembalikan anak ular ke sumur tiban.

Sesampainya di sumur tiban, air dalam gentong yang dia bawa bisa mengalir.

Dia pun kemudian mengambil lagi air yang baru dan akhirnya bisa dituangkan ke Gentong yang ada di rumah.

Selain itu, lokasi sumur yang terdapat batu besar dengan permukaan datar dan halus juga diyakini sebagai tempat ritual..

Bagi pelaku ritual biasanya akan bersemedi di atas batu tersebut.

"Kalau ritual kan sesuai dengan keinginan masing-masing. Ada yang ingin usahanya lancar, derajat dan pangkat (karirnya) dan sebagainya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved