Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Penyebab Peredaran Olahan Daging Anjing Marak di Solo, Ada Peminat dan Tak Ada Larangan

Peminat daging anjing di Solo selalu ada. Hal ini menyebabkan peredarannya tetap ada hingga saat ini. Selain itu tak ada larangan.

TribunSolo.com/Dok DMFI
Ilustrasi: Salah satu penjual olahan daging anjing di yang masih buka. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ternyata ada berbagai faktor yang menyebabkan olahan daging anjing 'awet' di Solo

Hal ini diungkapkan Kepala Dispartan KPP Solo, Eko Nugroho Isbandijarso. 

Dia menjelaskan, faktor maraknya peredaran olahan daging anjing di Solo lantaran ada peminat dan tak ada larangan. 

Selain itu, bahan baku juga selalu tersedia. 

Eko Nugroho Isbandijarso menjelaskan pihaknya kesulitan meminta para pedagang olahan daging anjing untuk beralih ke komoditas lain.

Mereka telah memiliki pelanggan yang sehari-hari diandalkan untuk menyambung hidup.

“Sebetulnya kita sudah memberikan agar alih usaha ke yang lain. Tapi akhirnya juga balik lagi. Produknya ada, peminatnya ada,” ungkapnya saat dihubungi Kamis (11/1/2024).

Selain itu, pihaknya juga belum bisa merancang aturan yang baku mengenai pelarangan peredaran daging anjing.

Baca juga: Pasca SE Larang Konsumsi Daging Anjing di Sragen Terbit, Tim Gabungan Awasi Lalu Lintas Ternak

Sebab, belum ada undang-undang di pusat yang mengamanahkan adanya aturan ini.

“Paling nanti hanya surat edaran. Dasar hukum di atasnya kan belum ada,” jelasnya.

Sejauh ini Pemerintah Kota Solo juga belum menerbitkan surat edaran mengenai pelarangan daging anjing.

Pihaknya baru melaksanakan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk tidak memberikan surat keterangan.

“Surat edaran kita belum. Kita sudah melaksanakan surat edaran dari kementerian dan Dinas Peternakan Jawa Tengah. Di antaranya tidak memberikan surat keterangan pada anjing yang dipotong. Kemudian tidak memberikan surat keterangan produk daging anjing,” terangnya.

Baca juga: Kondisi 226 Anjing yang Diselamatkan dari Penjagalan, Dimasukkan ke Karung agar Mudah Dibanting

Saat ini pihaknya baru melaksanakan edukasi ke masyarakat dampak kerugian akibat konsumsi daging anjing. Di antaranya resiko timbulnya berbagai penyakit.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved