Banjir di Klaten

Cerita Warga Klaten Terdampak Banjir : Air Mak Byuk, Anak Menangis, Buku & Seragam SD-nya Terendam 

Sejumlah warga Kabupaten Klaten mengalami dampak banjir, khususnya warga yang ada di Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Luapan air banjir masuk rumah warga di Somopuro, Jogonalan, Klaten pada Selasa (30/1/2024) malam. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sejumlah warga Kabupaten Klaten mengalami dampak banjir, khususnya warga yang ada di Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Banjir tersebut terjadi pada 30 Januari 2024 sore hari.

Itu bermula dari hujan yang turun sekira pukul 16.00 WIB. 

Sejam setelahnya, ada luapan air yang perlahan terus meninggi. 

Air perlahan  masuk ke rumah-rumah warga dan warung.

Baca juga: Vario Putih Misterius di Sungai Dengkeng Klaten, Ditemukan Pemancing, Pemilik Masih Misteri

Kesi (44) menjadi salah seorang warga yang terdampak banjir tersebut. 

Dia menceritakan, banjir itu terjadi saat dirinya sedang mengantar kontrol orang tuanya ke rumah sakit. 

"Banjir saya saat mengkontrol orang tua ke rumah sakit, di rumah cuma anak-anak dan pakde," ujar Kesi saat ditemui TribunSolo.com.

Luapan air sendiri begitu cepat, sehingga langsung masuk ke rumah.

"Air mak byuk (langsung) masuk," ucap dia.

"Perkakas, buku-buku anak, seragam sekolah wis ga kalap (terkena banjir)," imbuhnya.

Suami Kesi, Eko Purnomo (50) mengatakan dulunya juga terjadi banjir, namun buatkan pembatas agar air tidak masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Dugaan Penyebab Banjir Somopuro Klaten, Gegara Gorong-gorong Proyek Tol Masih Tahap Pengerjaan

Eko mengungkapkan jika luapan air terjadi karena gorong-gorong proyek tol, yang masih dalam tahap pengerjaan.

"Karena gorong-gorong tol keluarnya di jalan semua. Itu masih ditutup semua to (saluran),jadi air mengalir lari ke sini semua," kata Eko.

Semestinya, dengan adanya gorong-gorong banyak membuat air tidak sampai membuat banjir.

Eko mengatakan jika ketinggian air mencapai sekitar 50 cm di luar, sementara di dalam rumah sekitar 70-80 cm.

Dari pantauan TribunSolo.com, beberapa alat perkakas dapur, alat elektronik seperti kulkas  terdampak banjir.

"Saat air (awal masuk) anak yang SD sempat menangis, karena buku-buku, seragamnya kena air yang masuk," ucapnya.

Anak mereka lalu diungsikan, ke rumah orang tua tidak jauh dari kediaman.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved