Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Memprihatinkan, Ada Puluhan Bangunan SD Negeri di Sragen Rusak Kebanyakan Atapnya Mulai Lapuk

Total anggaran yang dikeluarkan untuk melakukan rehabilitasi 24 SD negeri itu sebanyak Rp 3.366.000.000.

Istimewa
Atap sekolah di SDN Brangkal 1 di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen ambrol karena kayu penyangga rusak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada puluhan bangunan SD Negeri di Sragen yang mengalami kerusakan.

Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Suwarno mengatakan sebenarnya ada banyak bangunan SD Negeri di Sragen yang kini mulai rusak.

Pihaknya meminta kepada koordinator wilayah kecamatan bidang pendidikan untuk mendata SD mana saja yang paling membutuhkan bantuan untuk segera direhab.

Dan pada tahun 2024 ini, setidaknya ada 24 SD Negeri yang mendapat bantuan rehabilitasi gedung.

Baca juga: Mobil Warga Sragen Hilang Dicuri Saat Diparkir di Garasi Rumah, Sempat Ada Orang Datang Tanya Alamat

SD yang mendapat bantuan rehabilitasi tersebar di 15 dari 20 kecamatan di Kabupaten Sragen.

"Di Kecamatan Sragen dan Masaran ada 4 SD yang mendapat bantuan, lalu di Tangen, Karangmalang, Sambirejo masing-masing terdapat 2 SD yang mendapat bantuan untuk direhab," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (16/3/2024).

"Lalu masing-masing 1 SD di Kecamatan Plupuh, Sambungmacan, Sidoharjo, Tanon, Gondang, Sukodono, Kalijambe, Kedawung, Mondokan, dan Miri," sambungnya.

Sementara itu, bangunan SD Negeri itu harus segera direhab kebanyakan karena mengalami kerusakan pada atapnya yang mulai lapuk.

"Pemberian bantuan itu dilihat dari kerusakannya, paling banyak karena dinding mulai mengelupas, lalu pada atapnya, biasanya penyangga sudah tidak lurus," ujarnya.

Total anggaran yang dikeluarkan untuk melakukan rehabilitasi 24 SD negeri itu sebanyak Rp 3.366.000.000.

Baca juga: Bocah Main Petasan di Tumpukan Limbah Kertas Nyaris Bikin Pabrik Penjilidan di Sragen Ludes Terbakar

"Yang direhab ini SD Inpres semua, harusnya itu setiap 15 tahun sudah dapat giliran bantuan, tapi ini ada yang dari 2006 belum dapat giliran sebagian, karena memang harus antre," pungkasnya. 

Kasus SD rusak terakhir terjadi di SDN Brangkal 1 Gemolong.

Dimana, atap dan gentingnya tiba-tiba berjatuhan karena kayu penyangganya keropos dimakan rayap.

Beruntung, ruang kelas tersebut sudah lama tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak menimbulkan korban.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved