Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Waspada! Sudah Beredar Pertamax Palsu, Modusnya Pertalite Dicampur Pewarna, Bisa Bikin Jebol Mesin

Tak dibutuhkan banyak pewarna untuk membuat Pertalite berubah menjadi Pertamax palsu.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Divisi Humas Polri via MotorPlus Online
Pemotor harus waspada beredar bensin Pertamax palsu di Jakarta, Depok dan Tangerang, pengelola SPBU jadi otak kejahatan. 

TRIBUNSOLO.COM - Menjelang Lebaran 2024, polisi menangkap para tersangka pembuat BBM palsu yang meresahkan di empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Melansir KompasTV, Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifudin mengungkap modus yang digunakan para tersangka kasus dugaan pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di empat SPBU di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.

Lima tersangka yang diamankan dari empat SPBU tersebut menggunakan modus hampir sama.

Baca juga: Viral Aksi Tak Senonoh WNA di SPBU Badung Bali, Berpose Setengah Telanjang Saat Sesi Foto

“Modus operandi para pelaku ini hampir sama, yaitu mencampurkan bahan berupa minyak subsidi Pertalite, kemudian diberi pewarna hijau dengan yang mirip dengan Pertamax,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (28/3/2024).

Kasubdit III Dittipidter Bareskrim Polri Kombes Pol Feby DP Hutagalung menyebut jika modus mencampur Pertalite dengan zat pewarna cukup mudah.

Tak dibutuhkan banyak pewarna untuk membuat Pertalite berubah menjadi Pertamax palsu.

"Kurang lebih komposisinya per 1.000 liter itu 1 sendok pewarna," jelas Feby.

Usai mencampurkan Pertalite dengan pewarna, para tersangka kemudian menjualnya dengan harga Pertamax.

Baca juga: Viral Kasus Pertalite Campur Air di SPBU Bekasi, Ternyata Ulah Tiga Pelaku, Begini Modusnya

Untuk informasi, harga per liter Pertalite saat ini adalah Rp10.000, sedangkan harga Pertamax adalah Rp 12.950.

Artinya, para tersangka bisa mendapatkan keuntungan kotor sebesar Rp 2.950 per liter.

Polisi telah menyita 29.046 liter Pertamax palsu di empat tangki pendam SPBU tersebut, dengan rincian SPBU Karang Tengah: 9.004 liter, SPBU Pinang: 3.700 liter, SPBU Kebon Jeruk: 6.814 liter dan SPBU Cimanggis: 9.528 liter.

Polisi juga mengamankan empat sampel BBM jenis Pertalite yang sudah dicampur zat pewarna agar menyerupai Pertamax dan sejumlah pewarna.

“Dokumen pemesanan dan penjualan BBM, alat komunikasi, uang hasil penjualan BBM total Rp 11.552.000,” kata Nunung.

Baca juga: Viral Motor Pengendara Mogok Usai Isi Bensin di SPBU Bekasi, Ternyata Gegara Pertalite Tercampur Air

Adapun para tersangka yang sudah diamankan dalam kasus ini adalah RHS (49) selaku pengelola SPBU, AP (37) dan DM (41) selaku manajer SPBU.

Kemudian, pengawas SPBU berinisial RY (24) dan AH (26).

Mereka memulai kejahatannya dalam waktu yang berbeda-beda.

Para pelaku ini mengisi tangki di SPBU untuk Pertamax dengan Pertalite yang sudah diberi pewarna.

"Kemudian, diberikan zat pewarna sehingga warnanya Pertalite sama dengan Pertamax lalu dijual dengan menggunakan harga Pertamax," ujar Nunung.

"Motif dari para pelaku untuk adalah ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya," katanya lagi.

Nunung mengungkapkan tersangka RHS telah melakukan kegiatan ini sejak Juni 2022 hingga bulan Maret 2024 di wilayah Tangerang.

Tersangka berinisial DM telah melakukan kecurangan ini sejak Januari 2023 hingga Januari 2024.

DM diperkirakan memperoleh keuntungan lebih dari Rp 2 miliar atau Rp 2.000.273.000 dari aksi kejahatannya itu.

(*)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved