Amankah Berbuka Puasa dengan yang Manis? Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo
Konsumsi makanan manis saat berbuka puasa, sah-sah aja asalkan jangan berlebihan apalagi bagi yang mengidap sakit diabetes.
Penulis: Rifatun Nadhiroh | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
TRIBUNSOLO.COM - Apakah Anda termasuk orang yang menyukai makan makanan manis, atau istilahnya adalah sweet tooth?
Jika iya, saat berbuka puasa pasti Anda mengutamakan makanan manis dibanding makanan lainnya.
Konsumsi makanan manis saat berbuka puasa, sah-sah aja asalkan jangan berlebihan apalagi bagi yang mengidap sakit diabetes.
Namun bagi orang sehat, sebaiknya mengkonsumsi makanan manis seberapa sih?
Begini penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit JIH Solo, dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD.
"Dalam kondisi yang normal, tidak ada diabetes, baik itu anak-anak, dewasa, remaja maupun orangtua yang tidak memiliki diabetes, tidak apa-apa berbuka yang manis. Bagaimana kalau makanannya manis sekali? itu kembali lagi pada kebutuhan kalori masing-masing," katanya.
Baca juga: Sakit Kepala Rentan Terjadi Ketika Puasa, Penyebabnya Bisa karena Dehidrasi, Ini Tips Menghindarinya
"Kalau misal ingin makan snack, snack seperti apa? itu tergantung dengan kebutuhan kalori, misal butuh 100 kalori untuk snack-nya. 100 kalori itu sebanding dengan, misalnya, 3 butir kurma, berarti ya makan snacknya hanya 3 butir kurma saja," imbuhnya.
"Bagaimana kalau butuhnya 100 kalori, tapi masih pengen makan kue tart, kue keju, es buah? ya tetap bisa, strateginya makannya secuprik-cuprik (sedikit-dikit) atau dibagi, nanti makan lagi saat setelah tarawih, kan snack-nya ada saat berbuka atau setelah tarawih, jadi berbuka dengan yang manis boleh tapi tak boleh berlebihan," jelas dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD.
dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD menjelaskan lagi, bahwa berbuka puasa bukanlah momen balas dendam setelah berpuasa seharian.
"Pasien-pasien khususnya pasien diabetes, saat bulan puasa gula darahnya tinggi, karena saat berpuasa bayangannya setelah lapar tidak makan apa-apa berarti boleh makan manis, kadang makan manisnya lebih banyak daripada makanan utama, padahal makanan utama kan harusnya 40 persen."
"Jadi makanan snacknya itu makan kurma, buah, brownis, habis makan banyak masih makan besar lagi. Padahal ketika pasien makan berlebih, obat yang diberikan tidak bisa mengejar kalori yang terlalu tinggi. Jadi efeknya gulanya jadi tinggi, tidak akan turun dengan obat-obatan yang kami berikan," terang jelas dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD.
Baca juga: Simak Manfaat Puasa Bagi Penderita Hipertensi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS JIH Solo Beri Tips
Lantas apa solusinya bagi penikmat makan makanan manis?
"Solusinya ya dikurangi kalorinya, diperbanyak juga ibadahnya, yang tadinya nggak pernah tarawih ya lakukan tarawih jadi supaya membakar kalori. Tapi kalau sudah terlalu tinggi, makan jadi tidak terkontrol dan bisa jatuh dalam kondisi KAD (Ketoasidosis diabetik, kondisi medis berupa tingginya kadar keton di dalam tubuh)," papar dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD.
Lebih lanjut, dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD mengingatkan untuk menjaga kesehatan sejak masih muda, dengan tak mengkonsumsi makan makanan terlalu manis secara berlebihan.
Saat berbuka puasa, lebih baik mengkonsumsi snack atau makanan ringan terlebih dahulu baru makan makanan berat.
"Ketika berpuasa saat berbuka didahului dengan snack, supaya insulin perlahan-lahan keluar, setelah itu baru makan besar, jadi saat pabriknya (pankreas) sudah siap, jadi tidak langsung melonjak dengan makan-makanan berat." tukas dr. Yulia Sekarsari, Sp. PD.
(*/adv)
Hotel Swiss-Bellin Saripetojo, RS JIH Solo dan Optik Pranoto Gelar Pemeriksaan Mata Gratis Bagi Anak |
![]() |
---|
Donor Darah Rumah Sakit JIH Solo: Setetes Darah, Sejuta Harapan! |
![]() |
---|
Alasan Mayoritas Orang Solo Lebih Suka Makanan Manis daripada Pedas, Dianggap Simbol Kenikmatan |
![]() |
---|
RS JIH Solo Gelar Safari Kebaikan di Solo Safari, Tebar Manfaat di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Makna Istilah Takjil yang Kerap Muncul saat Ramadan: Lebih dari Sekadar Makanan Ringan untuk Berbuka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.