Berita Solo

1.050 Anak di Solo Berisiko Stunting, Pemkot Solo Jalankan Dapur Sehat Hingga Renovasi RTLH

Kepala DP3AP2KB Solo, Purwanti mengungkapkan setidaknya 1.050 anak di Kota Solo berisiko stunting.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Andreas Chris
Ilustrasi Balai Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti mengungkapkan setidaknya 1.050 anak di Kota Solo berisiko stunting.

“Yang di-publish terakhir 1.050 hasil penimbangan serentak," jelas dia.

"Dibanding 2023 persentase turun tapi tidak banyak,” tambahnya.

Berbagai faktor melatarbelakangi munculnya fenomena ini.

Di antaranya selain pemenuhan gizi yang tidak seimbang, ada pula rumah yang tidak layak huni hingga sanitasi yang buruk.

Baca juga: Pencemaran Bengawan Solo, Bau Menyengat Limbah Alkohol, Pengolahan PDAM Solo 80 Liter per Detik

“Stunting itu banyak faktor seperti lingkungan yang tidak layak huni. Tidak hanya pemberian menu bergizi. Rumah tidak layak huni juga harus digarap, sanitasi air bersihnya juga digarap,” tuturnya.

Sejauh ini pihaknya menjalankan dapur sehat untuk meningkatkan gizi anak berisiko stunting.

Mereka mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan swasta.

“Selama ini yang sudah jalan ibu-ibu kader diantarkan ke rumah-rumah," terang dia.

"Kemarin sudah dapat CSR dari Bank Jateng, Sinar Mas,” tambahnya.

Intervensi yang telah dilakukan pun mulai berbuah manis.

Baca juga: Gibran Gelontorkan Rp3,5 Miliar dari Hibah UEA Tangani Stunting di Solo, Penerima Ibu Hamil dan Bayi

Beberapa bayi berisiko stunting mulai meningkat berat badannya.

Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan peningkatan gizi.

“Kalau terkait dengan signifikan, ya signifikan. Kalau hasil evaluasi berat badan relatif berhasil,” jelasnya.

Ia mengambil contoh di Kelurahan Pucangsawit lebih dari 80 persen anak mengalami perkembangan berat badan yang signifikan.

“Dari sekian yang diintervensi contohnya di Pucangsawit lebih dari 80 persen mengalami perkembangan berat badan yang signifikan,” ungkapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved