Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Kisah Pilu Mahesya, Siswa SMK Tewas Kecelakaan Bus, Rela Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Perpisahan

Terungkap kisah pilu di balik kecelakaan maut bus rombongan siswa SMK Lingga Kecana Depok.

TribunNews/Rismawan
Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). 

TRIBUNSOLO.COM - Terungkap kisah pilu di balik kecelakaan maut bus rombongan siswa SMK Lingga Kecana Depok, yang mengalami kecelakaan pada Sabtu (11/5/2024) kemarin.

Dalam musibah ini, 11 korban meninggal dunia usai bus yang mereka tumpangi terbalik akibat rem blong di wilayah Subang, Jawa Barat.

Baca juga: Saya Terusin Takut Tambah Korban, Pengakuan Sopir Bus yang Alami Kecelakaan Maut di Subang

Selain korban tewas, juga ada 12 korban yang mengalami luka berat dan 37 korban mengalami luka ringan.

Satu di antara korban yang meninggal dunia adalah Mahesya Putra.

Rupa-rupanya, perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang mudah.

Demi tak mau memberatkan orangtuanya, bocah siswa SMK ini rela jadi kuli demi dapat uang untuk membayar acara perpisahan sekolah senilai Rp 800 ribu tersebut yang digelar dikawasan Bandung.

Mahesya tak sendirian, bersama temannya yang juga sekolah ditempat yang sama memilih menjadi kuli pasir.

"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)," kata Mariah, Uwa Dimas Aditya.

Menurutnya, yang dilakukan keponakannya bersama temannya Mahesya Putra demi bisa ikut acara perpisahan di sekolahnya.

"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangkat ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah dikutip dari Tribun Depok, Minggu (12/5/2024).

Baca juga: 5 Fakta Kecelakaan Bus Maut di Subang, Ternyata Berpelat AD Wonogiri, Uji KIR Sudah Kadaluarsa

Tulang punggung keluarga

Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, tidak kuasa menahan haru ketika tahu anaknya turut menjadi korban tewas kecelakaan maut pada Sabtu (12/4/2024) petang tersebut.

Rosdiana bersaksi, Mahesya Putra sehari-hari merupakan sosok anak yang baik dan penurut.

Bahkan, ia merupakan tulang punggung keluarga seusai sepeninggalan ayahnya.

Rosdiana mengenang pernyataan Mahesya kepada dirinya yang ingin langsung bekerja demi membantu keluarga setelah lulus dari SMK Lingga Kencana.

Mahesya ingin membantu perekonomian keluarganya.

"Dia anaknya baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Kalau mau misalkan dia bilang udah lulus mau kerja membahagiakan orang tuanya," kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka di jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024).

Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat saat ditemui di rumah duka di Depok, Minggu (12/5/2024).
Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat saat ditemui di rumah duka di Depok, Minggu (12/5/2024). (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)

Mahesya merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.

Mahesya hanya tinggal bersama sang ibu dan keempat adiknya di sebuah gang sempit di Jalan Raya Maruyung.

Menurut Rosdiana, nantinya Mahesya ingin bekerja sembari kuliah seusai lulus dari SMK Lingga Kencana.

Namun nahas, Mahesya justru tewas seusai acara perpisahannya.

"Iya dia udah rencana si untuk kerja, pergi kuliah juga," ungkapnya.

Rosdiana juga mengingat bahwasanya Mahesya merupakan sosok yang semangat mengejar cita-citanya.

Bahkan, Mahesya bukan anak yang nakal dan banyak minta kepada orang tuanya.

"Dia itu orangnya semangat untuk mengejar cita-cita ya pokoknya orangnya nggak neko-neko dah, nggak pernah minta apa-apa yang ibunya gak bisa berikan. Pokoknya nggak neko-neko dia. Iya apa adanya," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved