Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Kisah Pilu 2 Korban Kecelakaan Maut Bus di Subang, Rela Jadi Kuli Pasir Demi Ikut Perpisahan

Sebelum tewas kecelakaan, mereka ternyata begitu antusias mengikuti acara perpisahan sekolahnya.

Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TribunJabar/Istimewa
Bus pariwisata dengan nomor polisi AD 7524 OG yang alami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat. 

TRIBUNSOLO.COM - Cerita pilu datang dari korban kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2924).

Mahesya Putra dan Dimas Aditya adalah siswa SMK Lingga Kencana, Depok yang menjadi korban kecelakaan tersebut.

Sebelum tewas kecelakaan, mereka ternyata begitu antusias mengikuti acara perpisahan sekolahnya.

Baca juga: Riwayat Pemilik Bus Kecelakaan Maut Ciater, Pemilik Lama dari Wonogiri Sudah Jual Sejak Oktober 2023

Bahkan demi bisa mengikuti acara perpisahan itu, Mahesya dan Dimas sampai rela menjadi kuli pasir.

Diketahui, dua siswa itu rela menjadi kuli demi bisa membayar uang perpisahan sebesar Rp 800 ribu.

Kisah pilu ini diungkap oleh Mariah, Bibi Dimas.

"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)."

"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangat ke acara wisuda di Bandung," katanya dikutip Tribunnews dari TribunnewsDepok.com, Senin (13/5/2024).

Rupanya rumah Dimas hanya berjarak sekira 50 meter di Jalan Parung Bingung, Kecamatan Pancoranmas, Depok.

Semasa hidup, Dimas dikenal sebagai anak dengan pribadi yang baik.

Ia merupakan anak ketiga, namun berbeda ayah dari dua kakaknya.

Di usianya yang masih muda, ia harus menggantikan perang sang ayah yang telah meninggal empat tahun lalu.

Dimas ternyata ingin segera lulus karena mau berkerja untuk membantu adik-adiknya yang masih kecil.

Bahkan ia juga berkeinginan untuk kuliah sambil bekerja.

"Dimas pengen sekolah yang benar, ia ingin lulus terus kerja karena masih punya dua adik yang kecil-kecil," beber Mariah.

Sama seperti Dimas, Mahesya juga memiliki pribadi yang baik.

Menurut ibu Mahesya, Rosdiana sang anak tak pernah malu meski semasa hidup kerap banting tulang membantu perekenomian keluarga.

Bahkan, Mahesya rela menjadi kuli panggul.

Tekad kerasnya itu lantaran adik-adiknya putus sekolah akibat tak memiliki biaya.

Rupanya uang hasil kuli panggul itu juga dibagi dengan sang ibu.

Baca juga: Kesaksian Guru yang Duduk Dekat Sopir, Seketika Keceriaan Jadi Tegang, Murid Teriak Allahu Akbar

Kondisi keluarga kini Rosdiana semakin terpuruk.

Sebab sang anak yang menjadi tulang punggung keluarga meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Sebagai informasi, kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana mengakibatkan 11 orang tewas.

Dari jumlah itu, 9 di antaranya merupakan siswa, satu orang guru, dan satu lainnya pemotor yang ditabrak bus.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved