Di Solo Jateng Ada Klinik untuk Warga Berhenti Merokok, Dinas Sebut Sepi Peminat

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo dr. Retno Erawati Wulandari menjelaskan warga Kota Solo masih sangat minim memanfaatkan Unit Berhenti Merokok yang telah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan.

“Ini permasalahan kami. Saat ini masih sangat minim pemanfaatan klinik berhenti merokok,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kota Solo, Senin (24/6/2024).

Ia pun terus menggalakkan kampanye untuk menekan tingkat konsumsi rokok.

Salah satunya dengan pencanangan Kampung Bebas Asap Rokok (KBAR).

“Harapannya dengan kami hadirkan puskesmas dan rumah sakit dengan klinik berhenti merokoknya, KBAR bisa mensosialisasikan kepada masyarakat. Harapannya masyarakat bisa termotivasi,” jelasnya.

Baca juga: Catat! Simak Hal-hal yang Bisa Tingkatkan Resiko Kanker Paru, Tak Cuma Merokok

Dari sekitar 600 kampung di Kota Solo, baru 111 yang saat ini menyandang status KBAR.

Ia berharap kampung lain bisa segera ikut menyandang status ini.

“Di Kota Surakarta ada sekitar 600 RW harusnya segitu KBAR. Tapi sudah terbentuk 111 ini upaya yang sangat bagus. Harapannya RW lain bisa segera menyusul,” jelasnya.

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2019 mengamanatkan berbagai upaya pembatasan agar dampak buruk rokok bisa diminimalisasi.

Termasuk ke anak dan ibu hamil yang rentan terkena dampak buruk.

"Ini juga sebagai upaya mengamanatkan Perda no. 9 Tahun 2019 tentang kawasan tanpa rokok. Harapannya ada komitmen untuk benar-benar terkelola dengan baik. Harapannya paparan terhadap anak dan ibu hamil lebih minimal. Kita sediakan tempat khusus untuk merokok,” paparnya. (*)