Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Nama Aplikasi Simontok Dikritik dan Dianggap Tak Sopan, Pemkot Solo Jateng Sebut Biar Mudah Diingat

Merespons kritikan tersebut, Kepala Dispangtan Kota Solo Eko Nugroho Isbandijarso buka suara.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
simontok.surakarta.go.id
Tampilan laman Simontok. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Aplikasi Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok atau Simontok milik Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispangtan) Kota Solo, Jawa Tengah, menuai kritik tajam dari warganet.

Nama aplikasi Simontok belakangan mendapat sorotan karena dianggap tak sopan.

DIketahui, aplikasi Simontok berfungsi untuk monitoring data kebutuhan dan ketersediaan komoditas pangan di Solo ini dinilai tidak sopan.

Baca juga: Kapan Taman Balekambang Solo Dibuka untuk Umum? Masyarakat Penasaran, Begini Kata Pemkot Solo Jateng

Merespons kritikan tersebut, Kepala Dispangtan Kota Solo Eko Nugroho Isbandijarso buka suara.

Dia menyampaikan, tujuan dari akronim aplikasi itu agar lebih menarik dan mudah diingat.

Eko mengakui dirinya sempat diminta untuk mengganti nama aplikasi tersebut karena mendapat sorotan.

"Kita tidak berpikiran jorok, itu tidak. Menyambung-nyambungkan singkatan itu karena biar menarik dan mudah diingat seperti itu. Dan memang sekarang menjadi masalah ya kemarin dari Pak Sekda sendiri sudah WA saya untuk mengganti nama itu. Saya matur saja tidak perlu ganti namanya, cuma singkatannya tidak kita pakai langsung kepanjangannya," kata Eko saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (11/7/2024).

Baca juga: Film Sekawan Limo Lagi Trending, Ini Jadwal Bioskop di Solo Jateng Tayangkan Film Karya Bayu Skak

Menurutnya, aplikasi itu dia ciptakan ketika mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) pimpinan.

Eko kala itu masih menjabat sebagai Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan Dispangtan Kota Solo.

Dia menjelaskan, aplikasi Simontok adalah salah satu inovasi untuk mempermudah monitoring distribusi dan ketersediaan pangan.

"Jadi di aplikasi itu isinya berapa stok (pangan) yang masuk ke Solo ada 18. Kemudian seberapa besar jumlah yang dikonsumsi. Sehingga, dari situ bisa kita lihat antara ketersediaan pangan dengan kebutuhan," ungkap dia.

"Di samping itu kita juga bisa mengetahui tren-tren kapan pasokan tinggi, kapan pasokan turun. Bisa melihat bulan-bulan apa mengalami kenaikan, bulan-bulan apa mengalami penurunan. Supaya kita bisa mengetahui kemungkinan terjadinya inflasi sekitar bulan-bulan apa. Solo sendiri untuk bahan pangan disokong dari luar Solo," sambung Eko.

Eko melanjutkan, aplikasi Simontok hanya dapat dioperasikan oleh para distributor pangan dan lurah pasar di Solo.

Masyarakat umum bisa mengakses aplikasi tersebut untuk melihat stok kebutuhan komoditas pangan di Solo.

"Yang bisa mengakses teman-teman dari distributor atau lurah pasar yang ada di Solo," ungkapnya.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved