Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ketua OSIS SMA Meninggal di Klaten

Siswa yang Coba Selamatkan Ketua OSIS SMA di Klaten Jateng Masih Dirawat di RSUI Cawas

Siswa tersebut merupakan rekan dari Ketua OSIS SMAN 1 Cawas di Klaten yang tewas tersetrum setelah diceburkan oleh rekan-rekannya ke kolam di sekolah

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Ilustrasi RSUI Cawas, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Seorang siswa dari SMAN 1 Cawas masih dirawat di Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) Cawas

Siswa tersebut merupakan rekan dari Ketua OSIS SMAN 1 Cawas di Klaten bernama Fajar Nugroho yang tewas tersetrum setelah diceburkan oleh rekan-rekannya ke kolam di sekolahnya.

Hal tersebut dikatakan oleh Humas RSUI Cawas, drg. Rizkiana Rachmasiwi saat ditemui TribunSolo.com.

"Saat ini masih dirawat, kondisinya membaik," ujar Rizki, Kamis (11/7/2024).

Ia memaparkan bila saat hari kejadian pada Senin (8/7), pihak RSUI Cawas menerima 3 pasien.

"Langsung diterima di IGD, lalu diberikan penanganan segera dengan cepat," paparnya.

Namun demikian, ia enggan membeberkan secara detail mengingat hak kerahasiaan pasien.

"Jadi fokusnya adalah menyelamatkan, melakukan yang terbaik untuk keselamatan pasien yang ada pada saat itu," ucapnya.

Baca juga: Ketua Osis Meninggal Diceburkan ke Kolam di Klaten Jateng, Polisi Panggil Tukang Kebun Sekolah

Baca juga: Ketua OSIS SMA di Cawas Klaten Jateng Meninggal Usai Diceburkan ke Kolam, Dokter Ungkap Fakta Ini

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ketiga orang yang dibawa ke IGD yakni Ketua Osis FN (18), D (18), dan Z.

Ketiganya dibawa usai tragedi perayaan ulang tahun FN, yang semula diceburkan ke dalam kolam air di lingkungan sekolah.

Dalam kejadian ini, nyawa FN tidak tertolong. Diduga ia tersetrum aliran listrik pompa air yang ada di kolam.

Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa mengatakan dalam kejadian ini keluarga telah menerima karena merupakan musibah.

"Kami mintai pendapat keluarga dan orang tua tidak akan membuat laporan, dengan meninggalnya anak (FN) merupakan musibah," ucap Umar pada Senin (8/7) malam.

Hal ini membuat pihak kepolisian tidak bisa melanjutkan, tanpa ada laporan dari pihak keluarga FN.

"Dan saat ini kami tetap melakuan klarifikasi, dari beberapa orang yang ada di sekitar," ungkapnya.

Hingga Rabu (10/7), pihak kepolisian telah memeriksa 7 orang untuk dimintai klarifikasi. 6 diantaranya merupakan teman FN, dan 1 tukang kebun sekolah.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved