Donor Darah Bertajuk 'Wani Perih Nyumbang Getih Tanpa Pamrih' di Perayaan HUT ke-56 BPJS Kesehatan

TRIBUNSOLO.COM - BPJS Kesehatan merayakan hari jadi yang ke-56 salah satunya dengan menggelar kegiatan donor darah.

Aksi donor darah ini dilaksanakan atas kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kantor BPJS Cabang Surakarta (16/7/2024), bertajuk “wani perih, nyumbang getih, tanpa pamrih”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB hingga 11.45 WIB. Aksi donor darah ini menjadi wujud komitmen BPJS Kesehatan dalam mendukung ketersediaan stok darah di PMI serta bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.

“Donor darah kali ini menjadi salah satu rangkaian dalam menyemarakkan HUT BPJS Kesehatan dimana rangkaian acaranya telah kami mulai sejak Jumat (12/7/2024). Tidak hanya itu kegiatan kemanusiaan ini juga menjadi kontribusi nyata kami dalam meningkatkan pelayanan kesehatan,” ucap Debbie Nianta Musigasari, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta. 

Baca juga: BPJS Kesehatan Surakarta Terus Tingkatkan Kepuasan Peserta JKN dengan Maksimalkan Petugas PIPP!

Dalam pelaksanaanya aksi donor darah ini dibantu oleh TIM PMI Kota Surakarta dengan menghadirkan seorang dokter umum bersama tim medis.

“Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari pendonor untuk nantinya ditransfusikan ke orang yg membutuhkan. Alurnya itu sebelum diambil darahnya, pendonor akan di wawancara terlebih dahulu terkait riwayat dan kondisi kesehatan mereka, lalu diperiksa kondisinya meliputi berat badan, tinggi badan, tekanan darah, denyut nadi, dan kadar hemoglobinnya,"

"Apabila memenuhi syarat, pendonor akan diambil darah dan hal tersebut biasanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Darah yang diambil nanti akan diproses dahulu, diperiksakan virus dan lain-lain, kemudian diproses sesuai kebutuhan. Misalnya menjadi komponen darah merah saja, atau keping darah (trombosit) nya saja,” jelas dr. Enala yang berperan sebagai dokter pemeriksa dalam kegiatan tersebut.

dr. Enala menambahkan donor darah tidak hanya memberi manfaat bagi penerima donor, tetapi juga bagi pihak Donor Darah Sukarela (DDS) diantaranya dapat mendeteksi penyakit, baik itu tekanan darah yang tinggi atau rendah, denyut nadi yang tidak teratur, ataupun juga penyakit menular melalui darah.

Selain itu dapat meningkatkan produksi sel darah, menjaga kesehatan jantung, bahkan berdasarkan penelitian terbaru dapat membakar kalori. 

Baca juga: Pelayanan Terus Diperbaiki, BPJS Kesehatan Surakarta Targetkan Peningkatan Kepuasan Peserta JKN!

Aksi donor darah di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Surakarta ini terbuka bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan dan para Tenaga Alih Daya (TAD).

Antusiasme peserta donor darah begitu tinggi. Terdapat 28 peserta yang mendaftar untuk mendonorkan darahnya, dan dari total jumlah tersebut sebanyak 24 peserta lolos skrining kesehatan dan kelayakan untuk menjadi pendonor, dengan rincian 4 peserta dengan golongan darah A, 6 peserta dengan golongan darah B, 12 peserta golongan darah O, dan 2 orang peserta dengan golongan darah AB.

Sementara yang tidak lolos skrining kesehatan terdapat 4 peserta dengan penyebab 3 orang dengan HB dibawah 12,5 dan 1 orang dengan HB lebih dari 17. Kegiatan kemanusiaan ini berhasil mengumpulkan darah sebanyak 23 kantong darah.

“Saya terakhir donor darah pada tahun 2018, awalnya saya ragu untuk donor darah lagi karena kebetulan sedang posisi puasa. Namun dengan niat yang sudah bulat untuk saling membantu sesama dimana prinsip saya itu memberi darah sama dengan memberikan kehidupan, sekaligus untuk memeriahkan HUT BPJS Kesehatan, maka saya putuskan untuk menjadi pendonor,"

"Alhamdulillah lolos dalam pemeriksaan kesehatan dan bisa lanjut untuk menjadi pendonor,” ucap Rudy, Duta BPJS Kesehatan yang menjadi salah satu peserta dalam kegiatan kemanusiaan ini.

Baca juga: Skrining Riwayat Kesehatan BPJS Kesehatan, Peserta JKN Minimal 15 Tahun, Isi Pertayaan Gaya Hidup

UTD PMI Kota Surakarta mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah mengadakan donor darah rutin setiap momen HUT BPJS Kesehatan.

PMI berharap kerjasama antar keduanya dapat dipertahankan dan berkelanjutan sehingga mampu membantu lebih banyak pasien yang membutuhkan darah, karena sejatinya setetes darah menjadi nyawa bagi sesama.

(*)