Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Diskominfo Boyolali Ajak Nguri-nguri Budaya Kesenian Tradisional, Lewat Anggaran DBHCHT

Kegiatan ini, merupakan kerjasama dengan sumber dari APBD Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT).

|
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Zharfan Muhana
Malam penyerahan hadiah pemenang festival thek-thek gempur rokok ilegal di Gelanggang Anuraga, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan dan Kabupaten Boyolali. Kamis (22/8/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Festival thek-thek gempur rokok ilegal diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Boyolali, bekerjasama dengan Bea Cukai Surakarta.

Kegiatan ini, merupakan kerjasama dengan sumber dari APBD Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT).

Kepala Diskominfo Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung mengatakan bila kegiatan lomba thek-thek sebelumnya.

"Jadi kegiatan hari ini penyerahan juara festival thek-thek tingkat Kabupaten Boyolali, yang pelaksanaannya sudah tanggal 8 dan 9 Agustus 2024," ujar Bonny di Gelanggang Anuraga, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan dan Kabupaten Boyolali. Kamis (22/8/2024).

Baca juga: Pendaftaran CPNS Boyolali 2024 Dibuka : Tersedia 91 Formasi, Simak Jadwal dan Persyaratannya

Bony menyatakan, bila kegiatan ini bertujuan untuk menguri-nguri budaya kesenian tradisional di Boyolali.

Karena alat thek-thek bersifat unik, yakni alat berupa kayu dan bambu.

"Tugas pemerintah hadir didalamnya dalam rangka menyelamatkan, karena akhir-akhir ini gamelan dan lainnya sudah sampai luar negeri," ucapnya.

"Sehingga kita butuh pemerintah hadir, seperti sekarang ini," imbuhnya.

Festival thek-thek sendiri, sebelumnya telah dilaksanakan sebanyak 4 kali.

Ia berharap, agar kesenian tradisional ini dapat dilestarikan.

"Karena kita kaya sekali seni di Boyolali. Kalau kita pemerintah tidak hadir, tugas siapa nanti yang menguri-nguri budaya jawa," paparnya.

Sebanyak 14 tim dari 14 kecamatan, ikut berpartisipasi dalam lomba kali ini.

Total hadiah sekitar Rp 40 juta, diperebutkan 3 juara utama, 3 juara harapan, dan 3 juara favorit.

Humas Bea Cukai Surakarta, Dion Candra mengapresiasi Diskominfo Kabupaten Boyolali atas kerjasama ini.

"Kami dari Bea Cukai Surakarta sangat mengapseriasi dari Kominfo Boyolali. Ini hasil kerjasama kami dengan Pemda Boyolali, atas wujud dari dana bagi hasil cukai dari tembakau (DBHCHT)," papar Dion.

Baca juga: Ada Oknum Perangkat Desa/Kades Tak Netral, Bawaslu Boyolali Akui Sulit Temukan Unsur Pelanggaran

Salah satu wujudnya, ialah lomba seni tradisional.

"Jadi memang kami menyasar dimana seni ini sudah sangat populer di Boyolali. Jadi kami memang mengembalikan dana yang kami pungut dari penerimaan cukai dari masyarakat untuk masyarakat kembali, dengan wujud lomba thek-thek ini," ucapnya.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, jajaran OPD, dan beberapa perwakilan kecamatan.

Dalam sambutannya, ia berterima kasih kepada Bea Cukai Surakarta.

"Terimakasih Bea Cukai, maturnuwun atas supportnya ini tidak bosannya Pemerintah Kabupaten Boyolali (bekerjasama) dengan Bea Cukai dalam rangka gempur rokok ilegal  ini," ujar Wahyu.

"Melalui berbagai media, baik seni budaya maupun kegiatan yang lain. Bahwa dalam rangka sosiailisasi, memberikan informasi kepada masyarakat akan bahaya rokok ilegal," ucapnya.

Juara 1 diraih oleh Sanggar Pramesthi asal Cepogo, juara 2 Sanggar Teater Bladong asal Karanggede, juara 3 Sanggar Wisanggeni asal Andong.

Juara harapan 1 diraih oleh Disabilitas Karya Manunggal asal Sambi, juara harapan 2 Bilahil Musthofa asal Klego, juara harapan 3  Krido Kawentar asal Musuk.

Juara favorit 1 didapatkan oleh Suko Parisuko asal Boyolali, juara favorit 2 Karanggayam Ambudaya Sawit, serta favorit 3 Gamatama asal Selo.

Salah satu perwakilan Juara 1 Sanggar Pramesthi, Sulaiman mengatakan bila ini merupakan tahun kedua ikut berpartisipasi.

"Tahun kemarin kami ikut raih juara harapan 2, setelah itu kami termotivasi lagi untuk memperbaki kekurangan kami. Alhamdulillah juara 1," kata Sulaiman.

Kelompoknya memainkan thek-thek, dengan membawakan cerita nyi kunti. Merupakan asal-usul dari sendang kunti, yang berada di dekat wilayah mereka tinggal.

Sebanyak 30 orang ikut dalam kelompok tersebut saat pementasan.

Dengan meraih juara 1, ia berharap anak-anak lebih termotivasi lagi kedepan.

(*/adv)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved