Sosok Empu Balung dari Sragen Jateng: Penemu Fosil Terbanyak, Dianggap 'Guru Besar' oleh Arkeolog 

Lanjutnya, pada tahun 1977, Pemerintah mulai membangun Museum Prasejarah Sangiran di rumah kepala Desa Krikilan saat itu.

Dan sejak saat itu, tidak ada warga lagi yang berani menjual fosil, sampai sekarang.

"Selama ada museum disetop oleh pemerintah, boleh mencari, tapi tidak boleh dijual, jika menemukan fosil lalu disuruh menyerahkan ke museum, lalu diberi uang, ada uang dan sertifikat," jelasnya. 

Parmin sendiri lupa sudah berapa banyak fosil yang ia temukan. 

Kata Parmin jumlahnya bukan ratusan, melainkan ribuan.

Parmin pun diganjar sertifikat dari pihak Museum Sangiran sebanyak 17 lembar.

Empu Balung lainnya, yakni Setu Wiryorejo mendapatkan 38 lembar sertifikat.

"Yang ditemukan kebanyakan fosil hewan, kalau saya pernah menemukan tengkorak manusia purba, juga pernah menemukan kaki gajah purba," ujar Setu Wiryorejo.

Empu Balung bernama Asmorejo memiliki sertifikat yang sudah tidak dapat dihitung, saking banyaknya menemukan fosil.

Bahkan, atas jasanya melestarikan situs Manusia Purba Sangiran, Asmorejo pernah mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang saat itu dijabat oleh Anies Baswedan.

Kembali lagi ke Parmin, dalam sebuah penelitian, biasanya ia akan dicari para peneliti untuk dijadikan sumber pengetahuan.

"Saat penelitian ditanya ini balung apa, kok bisa menemukan itu bagaimana, patokannya bagaimana," ucap Parmin.

"Jadi dosen-dosen, dulu ketemu dosen di Museum Bukuran, katanya saya lulus menjadi dosen, menjadi profesor karena Mbah-mbah (Empu Balung) ini, itu guru besar saya katanya," pungkasnya. (*)