Tahapan dan Waktu Operasi Bibir Sumbing pada Bayi, Dokter RS JIH Solo Sarankan Dilakukan Tepat Waktu
Bayi yang mengalami kelainan bibir sumbing biasanya terjadi karena gangguan di trimester awal kehamilan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Bagi orang tua dengan anak yang mengalami bimbing sumbing tidak perlu khawatir.
Dengan penanganan dan di waktu yang tepat, dampak dari kelainan bimbing dapat diminimalisir.
Dokter Bedah Plastik RS JIH Solo, dr. Muhammad Aulia Ul Hakim, M.Ked.Klin, Sp.BP-RE mengatakan bayi yang mengalami kelainan bibir sumbing biasanya terjadi karena gangguan di trimester awal kehamilan.
Gangguan tersebut bisa disebabkan karena konsumsi obat, jamu, atau riwayat penyakit anemia yang dialami sang ibu.
Baca juga: Dokter RS JIH Solo Bagikan Cara Tepat Tangani Luka Bakar, Ada Perawatan Lanjutan Meski Sudah Sembuh
"Gambarannya itu ada yang mengalami kelainan pada celah bibir, gusi, dan langit-langit, atau cuma salah satu, di bibir saja, atau di langit-langit saja," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (20/8/2024).
"Untuk edukasi, saat memberi minum susu itu posisi bayi dibikin setengah duduk, boleh pakai sendot, dot sendok, atau pakai pipet, tidak boleh menghisap langsung di payudara ibunya, karena dia ada celah dibibir, selain tidak efektif, dia juga menghirup udara, jadinya kembung," tambahnya.
Hakim menerangkan ada beberapa tahapan untuk melakukan operasi bibir sumbing.
Pada bayi usia 3 bulan dengan berat badan 4,5-5,5 kilogram dilakukan operasi untuk bibir.
Setelahnya, saat usia bayi 9 bulan dilakukan operasi pada langit-langit mulut bayi.
"Fungsinya operasi langit-langit yaitu menyambung otot bicara, supaya ketika dia belajar bicara di usia 1,5 tahun otot bicara sudah tersambung, bisa bicara bagus, tidak sengau, jadi fungsinya bukan menutup celah atas biar tidak tesedak saat makan," terangnya.
Baca juga: Kata Dokter Spesialis Anak RS JIH Solo soal Anggapan Anak Jadi Hiperaktif saat Banyak Makan Gula
"Di usia 9 bulan, kadang beberapa anak keluar makanan dari hidung, itu masih wajar," sambungnya.
Tidak berhenti sampai disitu, ketika anak berusia sekitar 6-9 tahun, disarankan untuk melakukan operasi alveolar bone graft.
"Operasi alveolar bone graft itu nambal tulang di gusi, fungsinya supaya gigi bisa turun, kalau tidak ditanam tulang alveolar bone graft tadi, giginya dia akan tumbuh mendesak gigi yang lain," ungkapnya.
"Bagi orang tua sebaiknya jangan nanti-nanti melakukan operasi, sesuai timeline tadi, selain biar fungsi dan anatominya optimal, biar tidak jadi bahan ejekan teman-temannya, kan seringnya begitu," pungkasnya.
(*)
Hotel Swiss-Bellin Saripetojo, RS JIH Solo dan Optik Pranoto Gelar Pemeriksaan Mata Gratis Bagi Anak |
![]() |
---|
Donor Darah Rumah Sakit JIH Solo: Setetes Darah, Sejuta Harapan! |
![]() |
---|
RS JIH Solo Gelar Safari Kebaikan di Solo Safari, Tebar Manfaat di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Bisakah Karies pada Gigi Anak Disembuhkan? Simak Berikut Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo |
![]() |
---|
Ternyata Tak Sama, Dokter RS JIH Solo Jelaskan Perbedaan Karies Gigi dan Gigi Berlubang pada Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.