Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri

September Jadi Puncak Kemarau di Wonogiri Jateng: Dampak Kekeringan Mulai Terasa, Waspada Kebakaran

Puncak musim kemarau ini terjadi pada September 2024 ini. Sumber air akan berkurang dan potensi kebakaran bisa meningkat.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Ilustrasi pengentasan masalah kekeringan di Wonogiri seperti mencari sumber air dan pemasangan sambungan rumah (SR). 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dampak kekeringan bakal lebih terasa pada Semptember 2024 ini. 

Sebab, bulan september ini diketahui jadi puncak dari musim kemarau. 

Ini dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Wonogiri, Trias Budiono.

Dia menyebut pada puncak musim kemarau ini, sumber-sumber air yang ada di Wonogiri debitnya mulai berkurang.

Dengan begitu, menurutnya masyarakat yang sumber airnya mulai berkurang, akan mulai membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Otomatis masyarakat yang sumber airnya mulai berkurang, mulai beli air bersih," jelasnya.

Trias menyebut, bukan hanya masyarakat yang tinggal di wilayah selatan Wonogiri, seperti Kecamatan Paranggupito, di wilayah Wonogiri Kota sudah ada yang membeli air bersih tangki.

Di puncak kemarau seperti ini, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air.

Baca juga: Kekeringan Parah di Sragen Jateng, Damkar Kesulitan Cari Sumber Air Saat Padamkan Kebakaran Mondokan

 Selain itu juga waspada potensi kebakaran.

"Kalau semisal membakar sampah, jangan sampai ditinggalkan begitu saja. Ditunggu sampai benar-benar padam apinya," ujarnya.

Disisi lain, pihaknya juga telah mulai menyalurkan air bersih dari program CSR yang diterima ke sejumlah wilayah di Wonogiri Kota dan sekitarnya.

Selain itu, ia menyebut BPBD Wonogiri telah menerima permintaan pengiriman atau dropping air bersih dari sejumlah wilayah pada musim kemarau ini.

"Dampaknya kemarau sudah mulai dirasakan. Mayoritas wilayah selatan," terang dia.

Dia menjelaskan permintaan air bersih itu mayoritas datang dari kecamatan yang berada di daerah selatan, misalnya Giritontro, Giriwoyo, Eromoko, Pracimantoro, Paranggupito termasuk Tirtomoyo.

Pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih.

Adapun anggaran Pemkab yang telah disiapkan yakni sekira Rp 750 juta untuk penyaluran air bersih.

"Ini masih proses. Prediksi bisa segera dropping," kata dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved