Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Santri Ponpes Az Zayadiyy Tewas Dianiaya

Terjadi Lagi Kasus Kekerasan di Pondok Pesantren Hingga Santri Meninggal, Simak Tips Memilih Ponpes!

Ayah korban, Tri Wibowo mendapat informasi anaknya dianiaya seniornya sebelum kehilangan nyawa.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Ahmad Syarifudin
Santri SMP Pesantren Tahfidz Az-Zayidiyy Sanggrahan Sukoharjo, Abdul Karim Putra Wibowo yang diduga tewas dianiaya senior 

Kemenag Jawa Tengah telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah kasus kekerasan di ranah pesantren, yaitu dengan menggerakkan apa yang disebut sebagai “sekolah aman dan sehat”.

Bagi para orangtua yang ingin menyekolahkan anak ke pondok pesantren, berikut sejumlah tips yang harus diperhatikan.

Diberitakan Kompas.com, Menurut Dosen Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ahmad Fatoni, menyarankan orangtua untuk melakukan pertimbangan matang saat akan memilih pesantren.

Berikut tiga pertimbangan yang dapat digunakan orangtua maupun calon santri saat memilih pondok pesantren.

1. Sesuaikan pesantren dengan tujuan anak

Pertama, menetapkan tujuan anak atau calon santri.

 Jika ingin menjadi penghafal Al Quran maka carilah pesantren yang memiliki program hafalan di dalamnya.

Kemudian jika bertujuan menjadi pakar ilmu agama, misalnya literatur keislaman klasik, maka bisa mencari pesantren yang menyediakan sistem pembelajaran berdasarkan kitab kuning atau gundul.

“Jika tujuannya adalah ingin anak menjadi calon intelektual ulama, maka carilah pesantren yang memadukan antara pendidikan kepesantrenan dengan pendidikan formal. Biasanya pesantren terkait mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu agama khas pesantren,” ujar Ahmad Fatoni.

2. Pilih jenis pondok pesantren

Pertimbangan selanjutnya saat menentukan pesantren adalah menentukan model yang diinginkan.

Secara umum, pesantren dibagi menjadi dua, yakni tradisional dan modern.

Tradisional atau salafi biasanya menekankan pada kitab-kitab kuning atau kitab gundul.

Bahkan model pesantren ini melarang santrinya untuk mengenyam pendidikan formal supaya lebih fokus menguasai kitab-kitab.

Jika santri ingin mendapatkan pendidikan formal, biasanya santri diminta mencari di luar pesantren.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved