Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Santri Ponpes Az Zayadiyy Tewas Dianiaya

Pelaku yang Tewaskan Santri di Sukoharjo Jateng di Bawah Umur, Polisi Sebut Ditangani Unit PPA

Penanganan kasus santri tewas di Sukoharjo, Jateng menggunakan perlakuan yang berbeda. Undang-undang perlindungan anak yang digunakan.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Suasana pemakaman Santri SMP Pesantren Tahfidz Az-Zayadiyy Sanggrahan Sukoharjo, Abdul Karim Putra Wibowo, yang diduga tewas gegara dianiaya senior 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Polisi menegaskan untuk penangan kasus santri tewas di Sukoharjo menggunakan perlakuan yang berbeda. 

Sebab, pelaku dan korban masih anak-anak. 

Kasus ini ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukoharjo.

Kejadian penganiayaan ini dilakukan pada 16 September 2024 sekira pukul 11.00 WIB.

Dengan kejadian tersebut, Kepolisian Sukoharjo menetapkan satu pelaku berinisial MG (15) warga Kabupaten Sukoharjo

MG saat ini sedang ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukoharjo.

Lantaran usia di bawah umur, MG tidak bisa ditetapkan sebagai tersangka dan masuk dalam kategori anak yang berlawanan hukum. 

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit menjelaskan kasus ini telah ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukoharjo, karena yang terlibat merupakan anak di bawah umur.

"Baik pelaku maupun anak yang berlawanan hukum, ditangani oleh PPA dan Bapas Kabupaten Sukoharjo," ungkap Sigit, Selasa (17/9/2024).

Baca juga: Makan Bersama Keluarga, Momen Terakhir Abdul Karim Sebelum Tewas di Tangan Seniornya di Ponpes

Dengan demikian, perlakuannya berbeda saat menggunakan undang-undang perlindungan anak.

Lebih lanjut, AKBP Sigit menjelaskan Kronologi yang menyebabkan Abdul Karim Putra Wibowo (13) meninggal dunia.

"Awalnya (Pelaku) pada saat berjalan di lorong, merasakan bau rokok dari kamar sebelah 2.3, dan terduga langsung datang, anak yang berlawanan dengan hukum ini meminta rokok kepada salah satu anak kelas 2 tau kelas 8," ujarnya.

"Namun karena anak itu (Korban) tidak punya, akhirnya tidak dikasih," lanjutnya. 

Setelah itu, pelaku meminta santri yang lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved