Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Boyolali

3 Rekomendasi Kuliner Legendaris di Boyolali Jateng, Ada yang Sudah Jualan Puluhan Tahun

Boyolali memiliki sejumlah kuliner legendaris yang cocok untuk kamu coba saat ingin berwisata kuliner.

TRIBUNSOLO.COM/Tri Widodo
Bakmie Jowo Pak Bejo 

TRIBUNSOLO.COM - Boyolali memiliki sejumlah kuliner legendaris yang cocok untuk kamu coba saat ingin berwisata kuliner.

Kamu bisa mencoba sajian menu makanan bakmie hingga warung tiwul yang legendaris.

Baca juga: 3 Rekomendasi Kuliner Soto dekat Stadion Manahan Solo Jateng, Cocok Jadi Pilihan Setelah Olahraga

Bahkan beberapa kuliner yang sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu.

Apa saja kulinernya? Berikut TribunSolo rangkum 3 rekomendasi kuliner legendaris di Boyolali Jawa Tengah.

  1. Warung Bakmie Pak Bejo, Sudah Jualan Sejak 1997

Bakmie Jowo salah satu menu yang banyak digemari para pecinta kuliner.

Kuliner yang biasa disantap malam hari itu cukup mudah ditemui.

Di Boyolali ada satu warung Bakmie yang  legendaris.

Namanya warung Bakmie Pak Bejo.

Warung ini lokasinya cukup strategis, berada dekat pertigaan Bangak, Jalan Raya Solo-Semarang.

Warung Bakmie Pak Bejo yang sudah ada sejak tahun 1997 itu terus mempertahankan resep masakannya.

Mau yang berkuah (godok) atau yang kering, semua sama enaknya.

Bakmie Jowo Pak Bejo
Bakmie Jowo Pak Bejo (TRIBUNSOLO.COM/Tri Widodo)

Rasa gurih kuah sedikit kental Bakmie Godok ini mampu membikin lidah ketagihan.

Rasa gurih itu dihasilkan dari kuah kaldu ayam dengan bumbu tradisional.

Dalam sajian Bakmie jowo terdapat  telur ayam yang digongso bersama bumbu dan suiran daging ayam yang sebelumnya sudah diolah.

Dia menyebut, warung Bakmienya itu buka mulai pukul 17.00-23.00 WIB.

Selain olahan Bakmie, ada juga menu Nasi Mawut, Capjay, Paklay dan Nasi Goreng.

2. Nasi Goreng Pak Min Ngangkruk, Sudah 24 Tahun Jualan

Nasi goreng menjadi satu di antara menu makanan yang cocok dikonsumsi pada malam hari.

Di akses masuk ke wilayah Pengging, Boyolali, tepatnya di Pertigaan Ngangkruk, Banyudono ada salah satu warung nasi goreng yang cukup legend.

Namanya warung nasi goreng pak Min Pecok.

Lokasi ada di sebelah terminal dokar, barat jalan ke Pengging.

Bagi Tribunners yang kebutuhan melintasi jalan Solo-Semarang, bisa mencoba salah satu warung nasi goreng ini.

Selain legend, nasi goreng yang disajikan juga sangat banyak.

Warung nasi goreng ini sudah ada sejak 23 tahun lalu.

Warung nasi goreng pak Min Pecok kini dijalankan oleh kedua anaknya.

Sementara pak Min Sendiri tinggal mengawasi penjualan dan juga bagian menggeprek jahe.

Selain menu nasi goreng yang menjadi andalan, minum jahe gepuk juga menjadi yang banyak peminatnya.

Dwi Safari salah satu putra pak Min mengaku warung nasi goreng ini sudah ada sejak tahun 2000an
 
"Kalau dulu di pinggir jalan utama (Solo- Semarang) ya di depan toko. Tapi sekarang geser ke selatan ini," kata Dwi Safari.

Seporsi Nasi Goreng dan Susu Jahe di Pak Min Pecok Ngangkruk, Pengging Boyolali
Seporsi Nasi Goreng dan Susu Jahe di Pak Min Pecok Ngangkruk, Pengging Boyolali (Tribun Solo / Tri Widodo)

 

Dia mengaku warung nasi gorengnya buka dari Senin - Sabtu dari pukul 17.00 WIB.

"Tutupnya sampai habis. Kadang jam 22.00 WIB, tapi paling malam itu jam 23.00 WIB," ujarnya.

Setiap hari, warung nasi goreng pak Min Pecok menghabiskan paling sedikitnya 10 kilogram beras.

"Kalau malam Minggu bisa 15 kilogram beras habis," tambahnya.

Baca juga: 3 Rekomendasi Kuliner Sate Kambing Enak di Boyolali, Ada yang Disajikan di Hotplate

3. Tiwul Ayu Indrokilo, Kuliner Legendaris Dengan Rasa Kekinian

Tiwul merupakan salah satu makanan tradisional yang kini makin sulit ditemukan.

Kuliner berbahan dasar singkong itu, dulunya menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat.

Keberadaannya dahulu tak lepas dari kondisi larang pangan alias mahal dan susahnya makanan.

Kala itu, tiwul merupakan kuliner yang tergolong mudah didapatkan bahan bakunya.

Singkongnya juga bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama.

Sebab, tiwul dibuat dari singkong yang telah dikeringkan atau disebut dengan gaplek.

Setelah kering, barulah dibikin tepung.

Tiwul Ayu Indrokilo, kuliner di Boyolali
Tiwul Ayu Indrokilo, kuliner di Boyolali (Tribunsolo.com/Tri Widodo)

Nah, dari tepung gaplek inilah baru bisa diolah menjadi tiwul.

Untuk mengolah tepung gaplek menjadi tiwul ini pun cukup mudah.

Tepung gaplek tinggal ditambahkan dengan bahan lain seperti gula.

Setelah menjadi adonan, tepung gaplek tinggal dikukus sebentar, dan tersajilah tiwul.

Nah, di Boyolali ada salah warung tenda yang menyediakan kuliner legendaris itu.

Namanya, Tiwul Ayu Indrokilo.

Ada empat lokasi yang menjajakan kudapan ini.

Yakni di Taman Pandan Alas, Belakang rumah Dinas Bupati, Kebun Raya Indrokilo Boyolali serta di timur Alun-alun Pengging.

Kuliner ini pun disajikan saat baru selesai dikukus.

Dengan begitu, pelanggan dapat menikmati tiwul dengan sensasi hangat.

Buka setiap hari mulai pukul 14.00-21.00 WIB, setiap stand bisa menjual puluhan porsi.

"Kalau di sini (Taman Pandan Alas) antara 30-40 porsi sehari," kata Satmoko, pengelola Tiwul Ayu Indrokilo.

Warga Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo itu mengaku sudah 5 tahun berjualan tiwul.

"Ya kami ingin menghadirkan kuliner jaman dulu yang sudah sulit ditemui," katanya.

Meski tradisional, dia juga tetap melakukan inovasi rasa tiwul.

Selain rasa original, ada juga tambahan toping coklat, gula aren dan keju.

"Yang paling laris itu, yang gula aren," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved