Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Sengaja Dijual Murah, Kho Ping Hoo Ingin Karyanya Dibaca Semua Kalangan Hingga Tukang Becak

Pengarang cerita silat legendaris Kho Ping Hoo tak pernah menjual karyanya dengan harga tinggi.

TribunSolo / Ahmad Syarifudin
Anak ketiga Kho Ping Hoo, Tina Asmaraman di samping karya-karya ayahnya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pengarang cerita silat legendaris Kho Ping Hoo tak pernah menjual karyanya dengan harga tinggi.

Anak ketiga Kho Ping Hoo, Tina Asmaraman menjelaskan ayahnya tersebut memang ingin karyanya bisa terus dinikmati semua kalangan bahkan hingga tukang becak sekalipun.

Baca juga: Kisah Putri Kho Ping Hoo Dilindungi Warga Sekitar Saat Peristiwa G30S 1965 di Solo

Maka tidak heran di rumah peninggalannya di Gandekan, Jebres hingga kini masih melayani penjualan karya Rp 6.000 saja per jilid. Buku sengaja dibuat seukuran buku saku berisi sekitar 30-an halaman.

“Papa saya memang pengennya semua orang Indonesia baca bukunya biar pun tukang becak,” ungkap Tina.

Konon dulu di awal karyanya muncul per jilid dihargai sekitar Rp 60-100. Itu pun tidak semua bisa membeli. Namun berkat jasa penyewaan buku semua orang bisa menikmati karyanya.

Kini karyanya bak harta karun bagi para penikmatnya yang masih mengagumi cerita silat karangannya. Tiap hari rumah tersebut masih sering didatangi dan membeli beberapa karya yang masih tersisa. Tentu saja dengan gaya cetakan lawas.

Kho Ping Hoo/Asmaraman Sukowati seorang penulis karya fiksi berlatar belakang Tionghoa Indonesia
Kho Ping Hoo/Asmaraman Sukowati seorang penulis karya fiksi berlatar belakang Tionghoa Indonesia (Kolase Instagram dan Gramedia)

Namun, Tina dan keluarganya tidak memutuskan untuk mencetak ulang karya ayahnya tersebut. Ia hanya ingin menghabiskan stok yang ada.

“Ini jual sampai habis sudah tidak nyetak lagi. Biasanya usia udah bukan anak muda lagi (yang beli),” ungkapnya.

Baca juga: Cucu Kho Ping Hoo, Artis Deddy Mahendra Desta Sempat Ajak Raffi Ahmad Kunjungi Rumah Kakek di Solo

Beberapa karyanya yang paling fenomenal sudah ludes terjual. Salah satunya “Suling Emas” yang kini menjadi buruan kolektor buku.

Ia sendiri masih menyimpan arsip lengkap karya Kho Ping Hoo dari awal karir hingga sekarang. Ia pun bersumpah tidak akan menjual arsip tersebut.

“Ada lemari punya papa saya nggak boleh dijual,” jelasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved