Sambat Pengusaha Batik di Solo : Pabrik Potong Kompas, Retail Batik Sepi Pembeli

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pedagang pakaian retail kini makin sepi pembeli, termasuk pedagang retail batik. Sebut saja beberapa pedagang di Pasar Klewer, Pasar Senggol Purwosari, hingga Pasar Gading kini tak seramai dulu.

Pengurus Kampung Wisata Batik Kauman Solo Gunawan Setiawan berpendapat hal ini salah satunya dikarenakan produsen yang memotong kompas menjual langsung produknya ke konsumen. 

Padahal menurut Gunawan, retail batik yang ada di sejumlah pasar seperti Pasar Klewer merupakan mata rantai yang ada di dalam bisnis batik itu sendiri.

“Perusahaan besar bisa langsung ke customer. Akhirnya memutus mata rantai rejeki teman-teman,” jelasnya saat ditemui di butiknya, Rabu (2/10/2024).

Perusahaan menjual langsung melalui berbagai platform ecommerce. Dengan memotong mata rantai distribusi, mereka pun bisa menekan harga.

“Dulu lewat distributor, agen, retail, baru customer sekarang langsung ke customer,” ungkapnya.

Baca juga: Sambat Pengusaha Batik di Kauman Solo Digempuran Batik Printing : Manusia Lawan Mesin

Kini para pedagang terutama di pasar tradisional ikut merasakan dampak. Mereka kalah bersaing dengan toko online yang dikelola langsung oleh produsen.

“Teman-teman saya yang punya kios di pasar tradisional juga mengeluh. Dulu mereka bisa mempunyai pelanggan. Sekarang pelanggan pada lari langsung ke produsen,” ungkapnya.

Produk yang ditawarkan pun lebih lengkap dengan sistem penjualan yang mapan. Pedagang di pasar tradisional sulit menghadapi pasar yang semakin dinamis.

"Produsen seperti itu sekarang ada media digital. Memakai aplikasi penjualan dengan berbagai macam merk,” jelasnya.

(*)