Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita DIY Terbaru

Miris, Guru Les di Sleman DIY Tega Cabuli 22 Orang, Modus Berikan Makanan hingga WiFi

Seorang guru les kesenian di Kabupaten Sleman ditangkap polisi dalam kasus pencabulan sesama jenis.

|
TribunSolo.com/Aji Bramastra
Ilustrasi pencabulan. 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang guru les kesenian di Kabupaten Sleman ditangkap polisi dalam kasus pencabulan sesama jenis.

Korban dari aksi pelaku ini berjumlah 22 orang dan mayoritas usia di bawah umur.

Baca juga: Pengakuan Santriwati Korban Pencabulan Pengasuh Ponpes di Cilacap Jateng: Seperti Dihipnotis

Mereka menjadi korban pencabulan sesama jenis yang dilakukan oleh E (29).

Modus yang dilakukan pelaku kepada para korban dengan memasakan makanan di rumahnya dan menyediakan WiFi.

Dilansir dari Kompas.com, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Sleman, Ipda Albertus Bagas Satria mengatakan, pelaku E selama ini memang dekat dengan para korban.

"Untuk modus, pelaku ini dekat dengan korban," ujar Albertus, dalam jumpa pers di Polsek Gamping, Rabu (9/10/2024).

Kedekatan dengan korban tersebut lantas dimanfaatkan oleh E.

Pelaku melancarkan rayuan kepada korban sebelum melakukan aksi pencabulan.

"Sudah dianggap sangat dekat, lalu dengan tipu muslihat dan bujuk rayu, pelaku dapat melakukan pencabulan," ungkap dia.

Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian saat jumpa pers terkait kasus pencabulan
Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian saat jumpa pers terkait kasus pencabulan sesama jenis dengan korban 22 orang, Rabu (9/10/2024). Di dalam jumpa pers juga dihadirkan pelaku berinisial E yang berprofesi sebagai guru les kesenian.

Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian menuturkan pelaku E ini awalnya mengajak main para korban ke rumah pelaku.

Saat di rumah, pelaku terkadang memberi makan korban.

Baca juga: Miris, Aksi Pencabulan Guru SD di Wonogiri Jateng Dilakukan di Depan Siswa Lain saat Pelajaran

Selain itu, pelaku E juga memasakan makanan untuk para korban.

"Mengajak main ke rumahnya, kadang dikasih makan. Kadang juga anak-anak itu bawa bahan makanan ke rumah pelaku, kemudian dimasakin di situ sampai terjadilah kejadian tersebut," ucap Sandro.

Tak hanya itu, adanya WiFi di rumah pelaku juga dimanfaatkan oleh pelaku agar para korban mau datang untuk main.

"Diajak main, di situ ada WiFi, sering dikasih makan, akhirnya pelaku membujuk korban untuk melakukan itu," tutur dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved