Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Datangi Balai Kota Solo, Warga Dekat PLTSa Putri Cempo Protes Limbah Bikin Batuk Hingga Sesak Napas

Selama dua bulan terakhir pengolahan sampah di PLTSa Putri Cempo menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan sekitar dan mengganggu kesehatan

TRIBUNSOLO.COM/Andreas Chris
Sejumlah warga RW 29 Kelurahan Mojosongo datangi Balai Kota Solo meminta solusi pencemaran limbah PLTSa Putri Cempo yang buat kesehatan warga terganggu, Selasa (15/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Belasan warga Kampung Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo yang tinggal berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo mendatangi Balai Kota Solo, Selasa (15/10/2024) siang.

Ditemani sejumlah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS dan juga Walhi Jateng, warga ingin menemui Wali Kota Solo untuk meminta jalan keluar terkait pencemaran lingkungan dari limbah PLTSa Putri Cempo yang berdampak pada kesehatan warga sekitar.

Perwakilan warga, Slamet Widodo menjelaskan bahwa beberapa waktu terakhir pihak PLTSa membuang limbah ke lokasi yang berdekatan dengan rumah warga.

Alhasil limbah dari PLTSa yang disebut Slamet berwarna hitam padat membuat warga mengeluh karena diserang sejumlah penyakit.

Baca juga: TPA Putri Cempo Masih Rawan Kebakaran, Hingga Kini Belum Dilengkapi Hidran Memadai

"Akhir ini ada limbah padat hitam membuat kami warga itu sesak napas, batuk pilek dan gatal-gatal. Lebih parah lagi kalau kena anak itu jadi batuknya parah, ujar Slamet saat ditemui TribunSolo.com.

"Kami sebagai warga untuk masalah limbah ini sangat terganggu," tambahnya.

Slamet melanjutkan, selama dua bulan terakhir pengolahan sampah di PLTSa Putri Cempo menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan sekitar dan mengganggu kesehatan warga.

"Dua bulan ini dari sampah Bali itu, ternyata hasil olahan sampah Bali itu dikeluarkan dan berwujud zat hitam padat kaya arang, baunya juga menyengat," kata dia.

Dan selama tiga pekan terakhir, limbah hasil pengerjaan PLTSa dibuang di dekat rumah warga yang hanya berjarak beberapa meter saja.

Limbah tersebut dibuang ke lokasi itu setidaknya tiga kali dalam sehari.

Baca juga: Erina Istri Kaesang Melahirkan Anak Perempuan Diberi Nama Bebingah Sang Tansahayu, Ini Maknanya

"Pertama kali keluar pagi jam 8. Sehari da tiga shift, jadi malam masih bekerja," tuturnya.

Slamet juga mengaku sebenarnya telah melayangkan protes ke pihak PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku pengelola PLTSa Putri Cempo. Namun upayanya dengan warga lain itu tak membuahkan hasil.

"Sudah, pertama kali waktu limbah dikeluarkan saya sama tetangga berdua dating ke pengelola dan bertemu pengelola tapi empat lima hari kemudian katanya mau diberi bambu jepang tapi kedepannya cuma ada paranet, sama saja kaya ruangan terbuka," urai Slamet.

"Terus kedua kalinya kami datang lagi tapi ya belum ada hasilnya sampai Sekarang," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved