Mbah Sutris Jasa Cukur Rambut Klaten
Sudah 74 Tahun Terjun di Dunia Tukang Cukur, Mbah Sutris di Klaten Mengaku Belajar Autodidak
Sosok konsisten ini bernama Sutris, dia sudah ada di dunia tukang cukur sejak 74 tahun lali. Sampai kini dia masih bergantung pada bisnisnya itu.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
"Tidak belajar tidak apa, butuh olah rambut tak potong," ucapnya.
Diawal, ia memotong rambut para anak tetangga di tempat ia tinggal di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat.
"Nanti bapaknya dateng terima kasih kalau anaknya dipotong, lama-lama pada ketempat saya potong," kata Sutris.
Diawal, ia tidak mematok tarif alias gratis.
Namun, baru sewindu atau 8 tahun terakhir mengenakan tarif.
Sutris hanya membuka jasa potong rambut saat hari pasaran Pasar Bayat setiap Rabu dan Sabtu, mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB.
Baca juga: Sambat Pengusaha Batik di Solo : Pabrik Potong Kompas, Retail Batik Sepi Pembeli
Catat Nama Pelanggan, Agar Hafal dan Akrab
Setelah memotong, Sutris selalu menanyakan nama pelanggan dan asal.
Hal ini menjadi sesuatu yang unik dari potong rambut ini.
"Masalahnya (dicatat) supaya hafal namanya orang yang sok kesini, niteni asmanya (ingat nama) biar apal dan akrab," jelas Sutris.
Tulisan yang dia tulis, tergolong rapi dengan huruf tegak bersambung.
Kegiatan menulis nama sendiri telah ia lalukan selama 8 tahun terakhir, dirinya menuliskan nama di kertas.
"Satu kantong plastik buku ada, dulu tidak ada di buku saya tulis di kertas," ucapnya.
Sutris mengingat, bila pelanggan paling jauh yang ia catat berasal dari Gunungkidul, DIY.
Selain membuka jasa potong ditempat, ia juga kerap diminta jasanya untuk potong di rumah pelanggan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.