Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Kesehatan

Benarkah Makan Siang Gratis Bisa Cegah Stunting? Begini Penjelasan dr.MN Ardi Santoso,SpA.MKes

Potensi stunting terjadi selama periode 0 hingga 1000 hari kehidupan, yang artinya sejak janin di dalam kandungan hingga usia anak 2 tahun.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Istimewa
dr.MN Ardi Santoso,SpA.MKes 

TRIBUNSOLO.COM - Hingga kini, penelitian sangat terbatas untuk membuktikan intervensi gizi setelah usia anak 2 tahun berpengaruh signifikan terhadap pencegahan stunting (dr. Ardi Santoso, Sp.A., M.Kes)

Program makan siang gratis yang diagendakan oleh Pemerintah Indonesia Maju – dan sudah diuji coba di beberapa sekolah – ditujukan salah satunya untuk pencegahan stunting.

Perlu diketahui, potensi stunting terjadi selama periode 0 hingga 1000 hari kehidupan, yang artinya sejak janin di dalam kandungan hingga usia anak 2 tahun.

Stunting harus dipahami bukan sekadar penampakan bentuk tubuh yang pendek, lebih dari itu, dampak paling buruk dari stunting adalah penurunan kinerja otak sebanyak 11 hingga 15 poin.

Karena otak berkembang hingga 80 persen sampai usia anak 2 tahun, dan sisanya – yang 20 persen – akan tumbuh setelahnya.

Jika dalam 1000 HPK otak tidak bertumbuh optimal, maka akan berhenti dan tidak akan bisa di-kredit lagi setelah itu. 

Menurut dokter anak sekaligus edukator kesehatan anak, dr. Ardi Santoso, Sp.A., M.Kes, program makan siang gratis sangat baik, tapi tidak efektif jika tujuannya untuk pencegahan stunting.

Baca juga: Anak Bertumbuh Pendek Belum Tentu Stunting, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Anak

Intervensi gizi yang baik setelah usia 2 tahun memang punya pengaruh terhadap perbaikan asupan gizi dan nutrisi, sehingga diharapkan anak memiliki kualitas kesehatan yang baik, dan pada akhirnya fokus dalam belajar.

Tetapi jika diagendakan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting, sepertinya kurang tepat. Satu sisi secara evidance based tidak kuat, sisi lain seharusnya upaya pencegahan stunting dilakukan pada periode potensi terjadinya, yaitu saat hamil dan hingga usia anak 2 tahun.

Karena itu, kata dokter Ardi, selain mengupayakan makan siang gratis – sebagai konteks pencegahan stunting – pemerintah juga harus mengalokasikan kebijakan yang berfokus pada pemetaan potensi stunting dan kurang gizi di Indonesia.

Kemudian ada keberpihakan dalam alokasi anggaran untuk subsidi atau pemberian intervensi nutrisi pada ibu hamil dan anak sampai usia dua tahun, terutama di wilayah dengan potensi stunting tinggi.

Ibu hamil dengan kecukupan nutrisi dan anak yang juga memiliki kualitas gizi baik hingga 1000 HPK, sangat signifikan menurunkan potensi stunting. 

Jadi kalau tujuannya adalah pencegahan stunting, seharusnya alokasi angaran negara lebih banyak dan lebih fokus pada target, yaitu ibu hamil dan anak sebelum usia 2 tahun – tanpa meninggalkan program makan siang gratis. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved