Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Jalan Panjang Lepas dari Adiksi Nasi di Lumbung Padi

Pemerintah daerah pun mengupayakan diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu.

|
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
ILUSTRASI Suasana panen raya padi oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Senin (30/10/2023). 

Swasembada pangan di Sukoharjo menurut Bupati tidak melulu soal makan nasi. Di Sukoharjo sendiri singkong, ubi jalar, sagu, hingga porang bisa ditanam dan jadi alternatif pangan pengganti nasi.

Pemerintah daerah sudah menggenjot produksi porang di semua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Hal itu setelah meningkatnya permintaan pasar akan komoditas ini. Porang ditanam seluas 10 hektar di wilayah Dukuh Tritis, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, semenjak tahun 2021 lalu. Selain itu, warga juga diminta memanfaatkan lahan kosong untuk menanam aneka umbi-umbian, selain sebagai sumber pangan, juga bisa menghadirkan nilai ekonomi.

Sayangnya, mengubah kebiasan makan nasi, tidak semudah membalikkan tangan.

Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr Jamhari, mengingatkan adanya potensi krisis pangan di Indonesis. Sebab, saat ini masyarakat Indonesia kebanyakan tidak mengonsumsi hasil sendiri.

Tercatat, Indonesia adalah  importir gandum terbesar dunia sejak 2017, selain itu Indonesia juga mengimpor kedelai lebih dari 95 persen ,  yang mana pada tahun 2015 angkanya masih di 60 persen -70 persen . Jika panen padi gagal, Indonesia juga mengimpor beras.

Melansir dari laman kehati.or.id, Manajer Program Ekosistem Pertanian Yayasan KEHATI, Renata Puji Sumedi Hanggarawati menyebut jika keberagaman merupakan jawaban sumber kebutuhan pangan lokal ke depan.

“Upaya untuk kembali ke sumber pangan lokal harus ditingkatkan. Keragaman sumber pangan nusantara merupakan jawaban terhadap permasalahan kelaparan, gizi buruk, termasuk perubahan iklim,” kata Renata.

Renata melanjutkan, sebetulnya Indonesia memiliki keragaman sumber pangan yang sangat tinggi. Menukil laporan Badan Pangan Nasional pada 2022, KEHATI mencatat jika Indonesia menempati urutan ketiga dalam keanekaragaman hayati, dengan kekayaan 77 tanaman pangan sebagai sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 26 jenis biji-bijian, 389 jenis buah-buahan, 228 sayuran dan 110 bumbu dan rempah-rempah, serta 40 macam bahan minuman. 

Tetapi faktanya, Indonesia belum memenuhi syarat ketahanan pangan. Indonesia pada 2022 lalu menempati peringkat 63 dari 113 negara di dunia, menurut Indeks Ketahanan Global The Economist. Bahkan Indonesia tertinggal jauh dari Singapura.

Di Indonesia, ketergantungan terhadap beras masih sangat tinggi. Menurut catatan KEHATI, rata-rata konsumsi beras pada rumah tangga sebesar 94,9 kg per kapita per tahun pada 2019. Sekitar 2,5 juta ton beras per bulan dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi 270 juta jiwa penduduk Indonesia berdasarkan laporan Badan Ketahanan Pangan 2020. 

Selain itu, ketergantungan pada beras bisa berdampak pada tingginya impor sehingga membuat harga beras terus melonjak, sampai ke daerah terpencil. Pergeseran pola konsumsi ini meningkatkan ketergantungan Indonesia terhadap beras.

Masyarakat Jawa Tengah dianugerahi beragam sumber karbohidrat, seperti singkong, jagung, dan umbi-umbian yang bisa diolah menjadi berbagai makanan.

Hal itu diamini Puji Sumedi Hanggarawati. Menurut dia, masyarakat Indonesia harus mengubah mindset belum kenyang kalau belu makan nasi. Dia mewanti-wanti agar pemanfaatan pangan lokal selain beras tidak dihilangkan.

 “Ketika pangan lokal ini hilang, maka budayanya juga hilang, dan keanekaragaman hayati akan terancam,” kata Puji dikutip dari laman siej.or.id.

KEHATI memberikan gambaran, apabila masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi beras satu hari dalam seminggu, lalu menggantinya dengan pangan lokal lain, maka terjadi penghematan hingga 3,37 ton beras dalam setahun. Dampak positifnya, ini bisa mengurangi ketergantungan negara terhadap impor.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved