Program Makan Bergizi Gratis di Solo
Program Makan Bergizi Gratis di Solo, Dikabarkan Mulai 6 Januari 2025, Kini Dibantah Pihak Terkait
Sejauh ini masih belum jelas pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) di Solo akan dimulai kapan setelah awalnya dikabarkan dijalankan Senin (6/1)
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejauh ini masih belum jelas pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) di Solo akan dimulai kapan.
Sebelumnya dikabarkan Senin (6/1/2025) mendatang program ini akan dijalankan.
Namun, Kasi SMA Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah Edi Purwanto menjelaskan hingga kini pihaknya belum menerima petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program ini.
Dengan demikian bisa dipastikan program ini belum akan dijalankan keesokan hari. Pihaknya belum tahu bagaimana teknis pelaksanaan program ini.
“Belum. Kami belum ada info lebih lanjut. Itu butuh penanganan khusus. Kita sendiri yang ditunjuk pelaksananya mana kami belum tahu. Mekanismenya bagaimana anak-anak harus makan juga belum tahu,” tuturnya.
Baca juga: Terbongkarnya Persetubuhan 2 Anak Dibawah Umur di Wonogiri, Pelaku Antar Korban Pulang, Diinterogasi
Pihaknya belum menerima informasi kapan program ini akan dilaksanakan di Solo.
“Untuk jadwal di area Solo belum ada info lebih lanjut untuk pelaksanaannya. Kemarin sosialisasi dan belum ada terkait dengan jadwal pelaksanaan makan bergizi gratis,” terangnya.
Pihaknya telah menerima sosialisasi yang diselenggarakan pemerintah pusat pada Sabtu (4/1/2025) lalu.
Baca juga: Lensa Penyelamat Macan Tutul Jawa, Pangeran Hutan yang Kian Tergusur Peradaban dan Modernisasi
Namun dalam sosialisasi tersebut hanya memuat informasi normatif saja.
“Kalau yang kemarin standar gizi pelayanan makan gratis itu. Kaitannya dengan tujuan pelaksanaan. Normatif saja,” jelasnya.
Standar gizi telah disusun oleh Kementerian Kesehatan. Selanjutnya standar ini diterjemahkan dalam menu-menu makanan yang akan disajikan di sekolah-sekolah.
“Kalau standar gizi mengikuti kebutuhan anak sekolah. Sudah ada perhitungannya. Kementerian Kesehatan sudah menghitung kebutuhan gizi anak sekolah. Kemudian diterjemahkan dalam menu makanan,” tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.