Lensa Penyelamat Macan Tutul Jawa, Pangeran Hutan yang Kian Tergusur Peradaban dan Modernisasi
Punahnya Harimau Jawa membuat belantara hutan Jawa pun otomatis dikuasai predator puncak selanjutnya, yakni Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNSOLO.COM - Tangan Ignas Dwiwardhana terus memegang handle besi motor bebek yang ditumpanginya. Sementara sang rekan, Mas Untung berada di balik kemudi motor.
Terpaan angin menghantam wajah pria kelahiran Jakarta itu sepanjang perjalanan dari Banyuwangi menuju ruas jalan ke arah Situbondo, Jawa Timur di penghujung Desember tahun 2023.
Gas motor itu seolah tak diperbolehkan beristirahat. Terus digeber sekencang-kencangnya selama 50 menitan melewati jalanan yang kurang bersahabat. Sebab, kondisi jalan rusak lantaran adanya perbaikan jembatan di arah yang mereka tuju.
Apa yang membuat mereka segitu terburu-burunya? Bukan urusan buang hajat, melainkan keduanya enggan melewatkan momen langka mengabadikan satwa yang terancam punah, yakni Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas).
Ignas Dwiwardhana yang berprofesi sebagai Fotografer Satwa Alam Bebas memang memiliki passion mengabadikan satwa-satwa asli Indonesia, terutama mereka yang terancam punah, khususnya Macan Tutul Jawa.
Kembali ke satu jam sebelumnya, dering gawai di kantong celananya mengagetkan Ignas, begitu ia disapa.
Pesan WhatsApp kawan mengabarkan adanya pencari telur semut (kroto) yang kaget melihat monyet-monyet ketakutan tunggang langgang di pepohonan. Dalang keributan itu ternyata si kucing besar bertutul.
Sesampainya di lokasi (dirahasiakan demi keamanan macan tutul jawa dari perburuan liar, - red) dan bertemu kawan pemberi kabar, Ignas dan Mas Untung masih harus merambah hutan belantara sejauh 2 kilometer.
Guguran dedaunan menyambut kehadiran ketiganya. Sepanjang mata memandang, tumbuhan bisa dibilang cukup jarang karena musim kemarau belum berganti ke penghujan. Semak belukar kering yang kerap terlihat pada film dokumenter di wilayah Afrika jadi pemandangan umum.
Meski waktu sudah berlalu cukup lama sejak pesan masuk, Ignas optimistis mampu menyaksikan sang Pangeran Hutan, begitu dia memberi julukan kepada. Macan Tutul Jawa. Bukan tanpa alasan, optimismenya datang dari kebiasaan atau perilaku (behaviour) macan tutul yang mampu menghabiskan waktu berjam-jam berdiam di atas pohon sebelum akhirnya turun lagi.
Kebetulan selepas menerkam satu ekor monyet, macan tutul satu ini memang berdiam di atas sebuah pohon Asem yang cukup besar. Di bawahnya ada sungai yang tampak kering.
"Nah itu macan tutulnya di atas sana. Aman, masih ada. Lagi tidur macannya," kata pria pemberi kabar kepada Ignas.
Lensa tele kamera dalam genggaman Ignas langsung diarahkan ke macan tutul jawa ini. Setengah tertawa, Ignas membalas pernyataan kawannya itu.
"Tidur darimana, itu macannya lagi melihat kita sambil mangap-mangap (membuka mulutnya)," timpal Ignas.
Macan Tutul Jawa
Ignas Dwiwardhana
Situbondo
National Geographic Indonesia
Yayasan KEHATI
Forum Bumi
Pria di Bantul Gondol 1 Slop Rokok Tiap Hari Selama 3 Bulan dari Toko Grosir, Terkumpul Ratusan Juta |
![]() |
---|
Viral Video Pemukulan Siswi SMA oleh Kakak Kelas di Situbondo, Polisi: Orangtua Korban Tak Terima |
![]() |
---|
Bocah 4 Tahun di Situbondo Tenggelam, Ditemukan Tewas di Sungai Desa |
![]() |
---|
Viral Truk Bermuatan Melaju Ugal-ugalan di Jalanan Situbondo: Nyaris Tabrak Mobil, Begini Nasibnya |
![]() |
---|
Geger 11 Siswa SD di Situbondo Sayat Tangan Sendiri, Ternyata Terinspirasi Konten TikTok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.