Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Sragen

PMK Merebak, Harga Sapi di Sragen Langsung Anjlok : Berharap Laku Rp40 Juta, Terjual Hanya Rp20 Juta

Harga sapi di Kabupaten Sragen langsung anjlok semenjak kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak.

TribunSolo.com/Septiana Ayu
Salah satu peternak sapi di Sragen, Sunardi saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (15/1/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Harga sapi di Kabupaten Sragen langsung anjlok semenjak kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak.

Salah satu peternak, Sunardi mengatakan harga sapi turun sampai 50 persen.

"Harga sapi disaat ini dengan adanya PMK ini, mungkin harganya lebih dari 50 persen turunnya, walaupun kelihatan sehat, tapi kalau sudah masuk di lokasi pasar, sudah dihitung terindikasi," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (15/1/2025).

"Yang biasanya kira-kira Rp20 juta, sekarang itu kisaran paling ya Rp15 juta, Rp16 juta," sambungnya.

Sunardi sendiri juga memelihara sapi di rumahnya.

Namun, saat ini, 3 ekor sapi yang ia pelihara sudah dijual, daripada merugi lebih banyak lagi.

Baca juga: Baru Ditutup Besok, Pasar Hewan di Sragen Sudah Sepi Aktivitas Jual Beli Sapi Sejak 2 Pekan Terakhir

Meskipun, saat ia jual, harga sapinya sudah turun drastis.

"Kalau kami sendiri, yang kami pelihara sebenarnya itu bisa laku Rp40 juta, kemarin hanya dapat Rp20 juta, jadi yakira-kira sampai 50 persen sampai 40 persen lah ruginya dari harga biasa," terangnya.

Selain itu, sapi-sapinya ia jual dengan tujuan agar Sunardi bisa mensterilkan kandang miliknya dari virus PMK.

Lantaran, butuh waktu setidaknya satu bulan agar kandangnya bersih dari virus PMK.

Sunardi sendiri sudah beternak dan menjadi pedagang sapi sejak tahun 1993.

Menurutnya, penyebaran PMK pada tahun 2025 ini yang paling parah.

"Iya tahun ini (paling parah), kemarin pernah ada PMK, tapi tidak separah ini, dari terindikasi PMK begitu cepat prosesnya sampai sapi mati," terang Sunardi.

"Jadi saat terindikasi, bahkan hanya kisaran 1 sampai 3 hari sudah mati sapinya,makanya untuk menghentikan penyebaran yang lebih luas, langkah pemerintah mungkin untuk menutup pasar sapi yang ada di Sragen," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved