Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Sragen

Nestapa Peternak di Sragen Dihantam PMK, Harga Sapi Turun 50 Persen, Kini Rp15 Juta

Peternak sapi di Sragen kini gigit jari. Sebab, harga sapinya turun drastis dari biasanya. Ini terdampak kasus PMK.

Tribun-Video.com
Ilustrasi Sapi: Pasar Sapi Bonyokan, Jatinom, Klaten dipenuhi oleh para blantik (penjual) sapi menjelang hari raya Idul Adha. Pasar ini diadakan lima hari sekali setiap Legi (tanggalan Jawa). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Peternak Sapi di Sragen kini sedang tak sumringah. 

Sebab, harga sapi jualan mereka turun harganya karena dihantam Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Dampaknya, harga sapi turun jauh.

Salah satu peternak, Sunardi mengatakan harga sapi turun sampai 50 persen.

"Harga sapi disaat ini dengan adanya PMK ini, mungkin harganya lebih dari 50 persen turunnya, walaupun kelihatan sehat, tapi kalau sudah masuk di lokasi pasar, sudah dihitung terindikasi," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (15/1/2025).

"Yang biasanya kira-kira Rp20 juta, sekarang itu kisaran paling ya Rp15 juta, Rp16 juta," sambungnya.

Sunardi sendiri juga memelihara sapi di rumahnya.

Namun, saat ini, 3 ekor sapi yang ia pelihara sudah dijual, daripada merugi lebih banyak lagi.

Baca juga: Baru Ditutup Besok, Pasar Hewan di Sragen Sudah Sepi Aktivitas Jual Beli Sapi Sejak 2 Pekan Terakhir

Meskipun, saat ia jual, harga sapinya sudah turun drastis.

"Kalau kami sendiri, yang kami pelihara sebenarnya itu bisa laku Rp40 juta, kemarin hanya dapat Rp20 juta, jadi yakira-kira sampai 50 persen sampai 40 persen lah ruginya dari harga biasa," terangnya.

Selain itu, sapi-sapinya ia jual dengan tujuan agar Sunardi bisa mensterilkan kandang miliknya dari virus PMK.

Lantaran, butuh waktu setidaknya satu bulan agar kandangnya bersih dari virus PMK.

Sunardi sendiri sudah beternak dan menjadi pedagang sapi sejak tahun 1993.

Menurutnya, penyebaran PMK pada tahun 2025 ini yang paling parah.

"Iya tahun ini (paling parah), kemarin pernah ada PMK, tapi tidak separah ini, dari terindikasi PMK begitu cepat prosesnya sampai sapi mati," terang Sunardi.

"Jadi saat terindikasi, bahkan hanya kisaran 1 sampai 3 hari sudah mati sapinya,makanya untuk menghentikan penyebaran yang lebih luas, langkah pemerintah mungkin untuk menutup pasar sapi yang ada di Sragen," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved