Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

WAWANCARA EKSKLUSIF

Eks Kapolresta Iwan Saktiadi Buka Suara soal Anekdot Jarum Jatuh di Solo Bak Lingga Jatuh di Jakarta

Anekdot 'jarum jatuh di Solo, di Jakarta bunyinya seperti lingga jatuh' diakui Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi cukup lekat di telinganya.

TribunSolo.com
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, saat podcast dengan TribunSolo.com 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Surakarta atau Solo memang merupakan kota dengan luas wilayah yang terbilang jauh dari kota besar lain.

Meski hanya memiliki luas 44,03 kilometer persegi, Kota Solo menjadi kota yang cukup sibuk baik dari segi kegiatan masyarakatnya maupun kegiatan pemerintah.

Hal itu pun ditunjang lantaran kota Solo juga merupakan kota asal sejumlah pejabat negara seperti Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

Kondisi tersebut ternyata memunculkan anekdot yang cukup jadi perhatian selama sedekade terakhir.

Dimana anekdot tersebut juga berkaitan dengan kemananan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kota Solo.

Baca juga: Blak-blakkan Kapolresta Solo Iwan Saktiadi, Bongkar Sifat Asli Gibran Selama Jadi Wali Kota

Anekdot 'jarum jatuh di Solo, di Jakarta bunyinya seperti lingga jatuh' diakui Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi merupakan istilah yang cukup lekat di telinganya.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena sesuatu yang terjadi di Kota Solo. Informasinya bisa sampai ke Jakarta dengan cukup cepat dan bahkan tak jarang dilebih-lebihkan.

"Relate dengan apa yang saya sampaikan tadi, ya kebetulan mungkin beliau waktu jadi walikota kenal. Mungkin juga ada yang seolah-olah butuh perhatian dan harus segera kita tangani. Seolah-olah kita seperti tidak menangani dan dibawa ke Jakarta ngadu ke staf beliau," terang Iwan dalam podcast bersama TribunSolo yang tayang di YouTube Tribun Solo Official hari Rabu (8/1/2025) lalu.

"Kurang lebih gambarannya seperti itu padahal perkaranya perkara sepele dan kita menjadi mediator pun itu sudah selesai tapi kadang harus sampai banget ke Jakarta lapor ke sana," lanjutnya.

Namun demikian, Iwan mengatakan hal itu sebuah kewajaran karena Kota Solo merupakan salah satu wilayah yang cukup strategis dimana menjadi kampung halaman pejabat penting negara.

"Ya terminologinya itu sampai muncul ya karena seperti itu wajarlah menurut saya dinamika seperti itu," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved