Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Imlek 2025

Asal Usul Cap Go Meh : Tahun ini Diperingati pada 12 Februari, Istilah Cap Go Meh Cuma di Indonesia

Cap Go Meh memiliki makna spiritual sebagai momen untuk berdoa kepada orang tua dan memohon keberkahan kepada Tuhan atau Tian.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI LAMPION - Potret Warga memadati area Jembatan Kali Pepe yang ada di dekat Pasar Gede Kota Solo. Mereka menikmati lampion yang terpasang di sana, Selasa (10/1/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Di tahun 2025 ini, perayaan Cap Go Meh dirayakan pada Rabu, 12 Februari 2025.

Biasanya, Cap Go Meh memang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek atau tepat saat bulan purnama pertama dalam kalender Lunar.

Melansir Kompas.com, menurut Dwi Susanto, dosen Sastra Indonesia dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, istilah "Cap Go Meh" berasal dari bahasa Hokkien.

Baca juga: Lontong Cap Go Meh Ny Liem di Solo yang Hanya Dijual Setahun Sekali, Diyakini Bikin Panjang Umur

"Cap go itu 15, meh itu malam. Jadi artinya malam ke-15. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu," jelasnya dalam wawancara dengan Kompas.com (26/2/2021).

Dalam ajaran Konghucu, Cap Go Meh memiliki makna spiritual sebagai momen untuk berdoa kepada orang tua dan memohon keberkahan kepada Tuhan atau Tian.

Ternyata, istilah "Cap Go Meh" hanya dikenal di Indonesia, sementara di negara lain perayaan ini disebut berbeda.

Di tingkat internasional, Cap Go Meh lebih dikenal sebagai Festival Lentera atau Lantern Festival, sedangkan di Tiongkok sendiri disebut Yuánxi?ojié atau Shàngyuánjié.

Baca juga: Artis yang Rayakan Imlek 2025 : Sarwendah dan Keluarga Punya Tradisi Undang Barongsai ke Rumah

Biasanya dalam perayaan Cap Go Meh, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda.

Meski begitu, ada beberapa tradisi yang selalu ada dalam perayaan ini, seperti pemasangan lampion, pertunjukan tarian Barongsari dan Liong, juga Pelepasan Lampion.

Sejarah Cap Go Meh

Asal usul atau sejarah Cap Go Meh bisa ditelusuri hingga zaman Dinasti Han, sekitar tahun 206 SM hingga 220 M.

Kala itu, para biksu Buddha menyalakan lentera pada malam ke-15 Tahun Baru Imlek sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha.

Tradisi ini kemudian menyebar luas ke seluruh China dan beberapa negara di Asia. Ada juga legenda yang mengisahkan bagaimana Cap Go Meh bermula.

Konon, Kaisar Giok atau Jade Emperor pernah murka karena penduduk sebuah kota membunuh angsa kesayangannya.

Dalam amarahnya, sang Kaisar berencana membakar kota tersebut.

Namun, seorang peri memberi tahu penduduk agar menyalakan lentera di seluruh kota pada malam ketika Kaisar Giok hendak menjalankan aksinya.

Melihat cahaya terang di seluruh penjuru kota, Kaisar mengira bahwa tempat itu sudah terbakar, sehingga membatalkan niatnya.

Sejak saat itu, masyarakat merayakan malam ke-15 Imlek dengan menyalakan lentera sebagai simbol syukur.

(*)

Sumber: Kompas.com (Erwina Rachmi Puspapertiwi, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Diva Lufiana Putri, Rendika Ferri Kurniawan)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved