Semua Bisa Seperti Kaluna, BTN Jawab Mimpi 'Middle Class' Milenial di Solo Merajut Griya Dambaan
Dengan gaji pas-pasan di ibu kota, Kaluna ingin membeli rumah sendiri sebab enggan tinggal di rumah warisan, berbagi dengan banyak anggota keluarga.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Untuk informasi saja, Upah Minimum Regional (UMR) di Solo 2025 ditetapkan sebesar Rp 2.416.560. Sejumlah perusahaan di Solo Raya banyak yang menggaji karyawannya sebesar Rp2,5juta-Rp3 jutaan atau di bawah Rp4 juta.
Sementara harga tanah dan perumahan di Solo tak sebanding dengan UMR. Tercatat dari data TribunSolo.com, harga tanah di Solo mencapai Rp12-25 juta per meter perseginya. Bahkan di lokasi strategis seperti di Jalan Slamet Riyadi, bisa mencapai Rp65 juta per meter persegi.
Maka tidak heran, jika banyak karyawan kelas menengah yang akhirnya memutuskan membeli rumah di kawasan kabupaten yang mengelilingi Solo dengan Solo sebagai episentrumnya.
Fakta ini pun diamini oleh Asosiasi Pengembang Perumahan Dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Sekretariat Solo Raya. Dihubungi TribunSolo.com, Ketua APERSI Solo Raya, Samari, membenarkan pembelian KPR Subsidi di Solo Raya mayoritas merupakan karyawan kelas menengah dari milenial dan generasi Z.
“Betul, memang dari database APERSI yang kami tarik dari realisasi, ada supply dan demand. Ketika kita bandingkan, memang yang terbesar generasi milenial dan generasi Z. Persentase menonjol ya memang itu,” kata pria yang akrab disapa Sam ini.
Sam menjelaskan secara detail, usia 26-35 tahun adalah persentase tertinggi usia rata-rata pembeli rumah subsidi di Solo Raya.
“Persentase (terbesar) nomor dua itu usia 21-24 tahun. Jadi memang overall 65 persen pembelian rumah di Solo Raya adalah generasi muda,” tambah dia.
Sementara profesi mayoritas kelas menengah pembeli rumah subsidi di Solo Raya adalah karyawan swasta dan pegawai negeri. Mereka umumnya memiliki pendapatan di bawah Rp4 jutaan.
“Jadi simulasinya ketika ada kaum milenial satu orang bergaji maksimal Rp4 juta, dia masih memiliki kesempatan membeli rumah. Jika penghasilannya di bawah, maka dia harus mencari tambahan di luar gaji untuk proses bank. Tapi kebanyakan (pembeli rumah subsidi) di Solo Raya adalah pasangan muda yang sudah menikah,” ujar Sam.
Menurutnya, double income alias pendapatan bersama pasangan suami istri muda sangat membantu dalam proses kredit dengan bank. Soal membeli rumah subsidi, kata dia, sudah menjadi salah satu resolusi pasangan muda kelas menengah di Solo Raya.
BTN KC Solo Tawarkan Solusi
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sendiri sudah berkomitmen mendukung program 3 Juta Rumah per tahun sesuai arahan pemerintahan Prabowo-Gibran, melalui penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah subsidi. Adapun sasaran KPR bersubsidi ini memang paling banyak menyasar generasi milenial dan generasi Z.
“Mayoritas debitur KPR BTN berasal dari kalangan milenial berusia 21 hingga 35 tahun. Data menunjukkan bahwa 75 persen debitur KPR BTN berada dalam rentang usia gen Z dan milenial,” kata Cesar AB, Branch Manager BTN KC Solo, ketika ditemui TribunSolo.com di kantornya, Rabu (12/2/2025).
Cesar AB menyebut BTN Solo sepanjang 2024 sudah menyalurkan sekitar 2.000 unit perumahan, dengan persentase 85 persen merupakan rumah subsidi.

Menurut dia, BTN memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah di Solo Raya, yang selama ini memang didominasi oleh karyawan muda. Sementara untuk segmen pengusaha, memang ada namun jumlahnya tak sebesar karyawan.
Sempat Gantung Tanpa Kejelasan, Perbaikan Gedung DPRD Solo Bakal Dimodali Kementerian PU |
![]() |
---|
Baru Bergulir Sekali, CFD Manahan Solo Sudah Dievaluasi, Apa Saja? |
![]() |
---|
WhatsApp Jadi Alat Koordinasi, Terbongkar Peran Admin Grup Anarkis Perusak Fasum Slamet Riyadi Solo |
![]() |
---|
Terorganisir Lewat Grup WA, 17 Pelaku Perusak Fasum Slamet Riyadi Solo Punya Peran Masing-Masing |
![]() |
---|
UMKM Center Festival 2025 : Sinergi BPC HIPMI Solo dan Pemkot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.