Bisnis Sepeda Redup Setelah Pandemi
Kisah Larisnya Sepeda Federal di Solo, Penjual Singgung Faktor Customer Ingin Nostalgia Masa Kecil
Pada masanya sepeda bermerk Federal menjadi sepeda sejuta umat. Namun, sekitar tahun 1996 PT Federal Cycle Mustika berhenti berproduksi.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pada masanya sepeda bermerk Federal menjadi sepeda sejuta umat.
Bahkan saking ikoniknya sepeda jenis mountain bike selalu disebut dengan sepeda federal untuk membedakan dengan jengki, mini, atau kebo.
Namun, sekitar tahun 1996 PT Federal Cycle Mustika berhenti berproduksi.
Kini mereka yang masa mudanya sempat dibelikan ayahnya sepeda federal banyak yang bernostalgia ingin memilikinya kembali.

“Rata-rata buat nostalgia. Dulu pernah dibelikan sama orang tua buat sekolah, kuliah. Ada yang hilang dijual. Sekarang ada uang untuk membeli. Pada pesan pada cari banyak yang datang ke tempat saya,” tutur pemilik Alfan Onthel Vintage, Arif Maulana, kepada TribunSolo.com, Selasa (28/1/2025).
Untuk memiliki sepeda utuh Federal seseorang bisa merogoh kocek hingga Rp 15 juta.
Seri tertinggi seperti Panther Competition hingga Kuwahara Dewa kini menjadi langka dan banyak dicari.
Baca juga: Kisah Penggemar Sepeda di Solo, saat Pandemi Harga Bisa Naik 4 Kali Lipat, Masuk Toko Harus Antre
“Bisa kita masukkan di kategori harga Rp 2,5-15 juta juga ada. Rp 15 juta mengangkat seri paling tinggi federal panther competition. Paling langka panther competition. Kuwahara dewa cuma 20 unit,” jelasnya.
Tantangan paling besar menurutnya memenuhi permintaan untuk merakit full bike dengan semua suku cadang orisinil Federal.
Untuk mengumpulkan setiap part butuh waktu lama. Berbeda dengan yang hanya mengejar frame Federal namun dilengkapi dengan group set modern.
“Sepeda federal vintage kalau mau target nggak bisa. Kalau minta ori biasanya agak lama. Kalau framenya federal part-nya modern bisa cepat 10 hari,” jelasnya.
Baca juga: Keluh Kesah Penjual Sepeda di Solo : Dulu Jual Rp30 Juta, Kini Harga Jatuh, Sebulan Cuma Laku 2 Unit
Frame Federal dengan group set modern membuat tetap bernostalgia namun sepeda dapat secara maksimal digunakan untuk keseharian hingga touring. Berbeda dengan sepeda Federal full orisinil yang biasanya hanya untuk pajangan di rumah. Sebab, jika digunakan bersepeda tak begitu nyaman.
Arif ikut merasakan berkah pandemi covid-19. Harga sepeda Federal ikut naik hingga dua kali lipat.
“Federal waktu itu contoh Federal Puma harga normal paling Rp 5 juta. Pandemi bisa sampai Rp 12-13 juta,” ungkapnya.
Ia pun berusaha merambah semua jenis sepeda. Ia bahkan bisa mengantongi omset puluhan juta tiap harinya.
“Waktu pandemi nggak disangka. Hari biasa 3-10 unit sebulan. Saat pandemi 10-15 unit per hari. Waktu pandemi satu hari Rp 50-70 juta. Semua jenis sepeda dan spare part,” terangnya.
(*)
Tren Sepeda Berangsur Menghilang di Solo, Rawan Pencurian Buat Orang Enggan Jadikan Transportasi |
![]() |
---|
Tren Sepeda Hingga Lari di Anak Muda Hanya FOMO? Sosiolog : Lebih Baik Ketimbang Tren Mukbang |
![]() |
---|
Bukan Hanya Penjual Sepeda, Teknisi di Solo Ikut Banjir Rezeki saat Pandemi Covid-19, Kerap Lembur |
![]() |
---|
Tren Sepeda Booming saat Pandemi, Kini Jenis Lain Menghilang, Tapi Road Bike Masih Digemari di Solo |
![]() |
---|
Sepeda Federal Jadi Incaran di Solo Sewaktu Pandemi Covid-19, Sehari Bisa Cuan Hingga Rp70 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.