Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka Halaman 114,115 dan 116 : Buku Trilogi

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka Halaman 114,115 dan 116 : Buku Trilogi

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Tribun Jogja
SISWA MENGERJAKAN SOAL. Siswa SMAN 1 Magelang mengerjakan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di hari ketiga, Rabu (6/3/2019). Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 SMA. Tribun Jogja 

TRIBUNSOLO.COM - Sebaiknya para siswa mencoba mengerjakan sendiri terlebih dahulu.

Berikut kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 114, 115 dan 116:

Soal Halaman 114

Tabel 3.1 Mengidentifikasi teks hikayat berjudul “Hikayat Bayan Budiman”

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 114

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Dalam teks tersebut tidak disebutkan siapa penulis atau pengarangnya sehingga teks tersebut termasuk teks yang anonim.

2. Teks tersebut menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana.

3. Tokoh utama dalam teks tersebut adalah Burung Bayan yang pandai bercerita layaknya manusia.

4. Dalam teks tersebut, penokohan Burung Bayan dan Burung Tiung yang pandai bercerita sudah sesuai dengan ciri khas hikayat, yaitu mengandung hal-hal yang mustahil.

5. Penokohan dalam teks tersebut sudah sesuai dengan latar yang disajikan, yaitu burung di dalam sangkar di rumah tuannya.

6. Teks hikayat tersebut menggunakan alur maju karena pencerita mengisahkannya dari peristiwa pertama sampai peristiwa terakhir yang disusun secara berurutan.

7. Dengan alur tersebut, teks hikayat ini menggunakan alur tradisional yang bersifat statis.

1. Teks tersebut tidak disebutkan siapa penulis atau pengarangnya sehingga teks tersebut termasuk teks yang anonim.

Ya

2. Teks tersebut menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana.

Tidak. Teks ini lebih menekankan pada kehidupan sehari-hari tokoh-tokoh biasa dan tidak terkait dengan kehidupan istana.

3. Tokoh utama dalam teks tersebut adalah Burung Bayan yang pandai bercerita layaknya manusia.

Ya. Burung Bayan memiliki peran sentral dalam cerita ini dan mampu berbicara dan bercerita.

4. Dalam teks tersebut, penokohan Burung Bayan dan Burung Tiung yang pandai bercerita sudah sesuai dengan ciri khas hikayat, yaitu mengandung hal-hal yang mustahil.

Ya. Kehidupan dan sifat-sifat manusiawi yang diberikan kepada burung-burung tersebut merupakan unsur yang mustahil dalam kehidupan nyata.

5. Penokohan dalam teks tersebut sudah sesuai dengan latar yang disajikan, yaitu burung di dalam sangkar di rumah tuannya.

Ya. Latar cerita adalah rumah atau sangkar di mana burung-burung tersebut tinggal.

6. Teks hikayat tersebut menggunakan alur maju karena pencerita mengisahkannya dari peristiwa pertama sampai peristiwa terakhir yang disusun secara berurutan.

Ya. Cerita disusun secara berurutan dari awal sampai akhir, mengikuti alur maju.

7. Dengan alur tersebut, teks hikayat ini menggunakan alur tradisional yang bersifat statis.

Tidak. Meskipun alurnya maju, cerita ini tetap menampilkan peristiwa-peristiwa yang menarik dan beragam, tidak hanya statis.

Soal Halaman 115 116

Setelah kalian membaca teks, tulislah data yang kamu peroleh dari artikel ”Penciptaan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk” pada kolom berikut ini!

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 115 116

1. "Ronggeng Dukuh Paruk" ditulis oleh penyair asal Indonesia, lebih tepatnya Banyumas.

2. Penulis novel "Ronggeng Dukuh Paruk" adalah Ahmad Tohari.

3. Ahmad Tohari tidak lahir di keluarga yang kekurangan, tetapi masyarakat di sekitarnya kelaparan.

4. "Ronggeng Dukuh Paruk" menceritakan seorang penari Bernama Srintil dan tentara bernama Rasus.

5. Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" termasuk ke dalam trilogi novel Ahmad Tohari.

Berikut adalah bacaan teks Penciptaan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk

Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Ahmad Tohari yang lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Ahmad Tohari lahir dari keluarga santri, Ayahnya seorang kiyai dan ibunya pedagang kain. Dalam Ensiklopedia Sastrawan Indonesia Modern disebutkan ia lahir dari keluarga yang tidak kekurangan namun lingkungan masyarakat di sekitar mengalami kelaparan.

Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman sejak kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara. Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar Dukuh Paruk, desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik. Pada penerbitan pertama, novel ini terdiri atas tiga buku (trilogi), yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel ini telah diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng (1983) dan Sang Penari (2011). Pada 2014, Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan dalam bentuk audio menggunakan suara Butet Kartaredjasa.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved