Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Keracunan Pecel di Klaten

Ucapan Maaf Penyelenggara Hajatan di Klaten, Tak Menyangka Acara Keluarga Berujung Keracunan Massal

Laporan terbaru, korban keracunan massal di Klaten tersebut sudah menelan korban sebanyak 133 orang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Insiden dugaan keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tengah jadi sorotan.

Laporan terbaru, korban keracunan massal di Klaten tersebut sudah menelan korban sebanyak 133 orang.

Dikutip dari Tribun Jogja, warga Desa Karangturi yang mengalami gejala keracunan makanan, semisal muntah, mual, diare, dehidrasi, dan demam. 

Baca juga: Kasus Keracunan Massal Klaten Telan 133 Korban, Begini Pertolongan Pertama Gejala Keracunan Makanan

Dari jumlah tersebut terdapat 48 orang yang menjalani perawatan intensif atau rawat inap di sejumlah rumah sakit. 

Sementara itu, 81 warga lainnya mendapatkan rawat jalan dari tenaga medis.

Adapun insiden keracunan massal itu bermula ketika ratusan warga menghadiri pagelaran wayang kulit yang diadakan salah satu warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, pada Sabtu (12/4/2025) malam.

Pada hajatan itu, warga menyantap hidangan makanan nasi kotak berisi nasi, rendang, sambel krecek, acar, dan kerupuk udang yang disediakan pemilik hajatan.

Baca juga: Pengakuan Korban Keracunan Massal Gantiwarno Klaten, Lemas Sekujur Tulang Terasa Ngilu

Nahas, sehari setelah menyantap hidangan tersebut atau Minggu (13/4/2025), warga Desa Karangturi mulai merasakan sakit perut, mual, muntah, demam, dan lemas.

Jumlah warga yang mengalami sakitpun diperkirakan masih bertambah hingga kini.

Bahkan, ada satu warga yang meninggal dunia setelah mengalami dugaan keracunan makanan itu. 

Dalam sekejap mata, acara hajatan wayang kulit yang seharusnya berakhir bahagia, malah menyisakan kenangan kurang menyenangkan.

Baca juga: Penuturan Keluarga Pemilik Hajatan Berujung Keracunan Massal di Gantiwarno Klaten : Kami Minta Maaf

Terlebih, insiden tersebut telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Kabupaten Klaten

Keluarga penyelenggara hajatan wayang kulit pun meminta maaf terkait kejadian keracunan massal yang diduga disebabkan makanan yang disajikan kala itu. 

Kerabat penyelenggara acara, Sumardi (60), tak menyangka acara yang diselenggarakan keluarganya justru menjadi petaka.

Ia menegaskan tidak ada kesengajaan hingga insiden nahas itu terjadi. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved